Ira Wati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepatu Futsal (59)

Kemaren Fahri sempat tidak mau pergi sholat jamaah di Musholla. Biasanya remaja ini selalu bersemangat. Terkadang tanpa disuruh ketika adzan sudah berkumandang dia akan bergegas mengambil jubah sholat nya. Tapi magrib ini begitu beda, dia uring-uringan dan minta ijin untuk sholat di rumah aja.

Aku merasakan ada yang berbeda. Ketika di tanya kenapa. Alasan ada-ada aja. Hari mau hujan lah , capeklah dan lain-lain. Usut punya usut aku coba mencari tahu. Penasaran dong kenapa dia jadi uring-uringan tanpa sebab.

Hal hasil aku berhasil menemukan sebabnya. Rupanya dia malas ditagih terus sama kawan-kawan. Memang sudah 2 hari ini temannya selalu berkunjung kerumah.

“Fahri...! main futsal yuk mana sepatu futsalnya, jadi dibelikan “ teriak salah satu kawannya.

Saban hari mereka selalu bertanya. Dan kebetulan mereka sudah punya dan Fahri sendiri yang belum. Aku tidak tahu kalau dia perlu sepatu karena tipe anak satu ini tidak pernah meminta apalagi sampai ngambek atau merengek akan sesuatu barang yang dia suka.

“ Ma kapan ya abang punya sepatu bola ?” paling itu kata-kata yang dia katakan. Dan aku melihat sepertinya dia tidak begitu perlu jadi masih dijanjikan nanti, nanti dan nanti.

Ternyata dia begitu suka sepatu yang di miliki temannya. Aku mengintip dari jendela dia memegang dengan mata yang berkaca-kaca. Dia juga ingin punya yang seperti itu.

Malu sebagai orangtua yang tidak peka. “Maafkan mama nak”. Akhirnya kami sempatkan pergi ke toko. Memang dulu pernah dijanjikan seandainya dia sudah hapal juz 30 maka akan dikasih hadiah sepatu bola.

Tapi hal itu selalu lupa dan lagian dia tidak menuntut. Hanya teman-teman yang begitu antusias dan selalu mendesak agar seragam. Ingat waktu dahulu pernah di belikan baju jubah semata kaki warna putih untuk pergi sholat , dia berkata “ Mama tahu tidak jubah ini adalah yang sangat abang impian. Dua tahun abang menginginkannya”.

Aku menangis terharu. Kenapa dia tidak pernah meminta. Kalau dia meminta pasti aku berikan. Maafkan mama yang tidak peka nak. Sampai 2 tahun dia ingin memilikinya. Padahal. Itu untuk kebaikan, untuk ibadah. Astagfirullah maafkan mama sayang.

Akhirnya tanpa pikir panjang lagi aku mengajak dia pergi ke toko sepatu untuk membelikan dia sepatu futsal yang diiinginkannya. Lengkap dengan kaos kaki dan pelindung. Di beli 2 pasang. Satu untuk abang dan satu untuk adek. Riang gembira dan lansung dibawa main di lapangan bersama teman-teman.

Ternyata hal sederhana itu begitu berkesan. Senyum itu tak harus dengan barang mewah dan mahal.

Tapung, 28-02-2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ceritanya, Bunda. Semoga Kakak Fahri segera memiliki sepatu futsal yg jadi dambaannya. Tetap semangat. Salam literasi

28 Feb
Balas



search

New Post