Hati siapa yang tak akan sedih menghadapi kenyataan pahit,.... Tapi harus tetap tegar.

Hari kedua musibah, seharusnya seorang istri

menghadapipenglayat yang datang.. tapi harus gimana lagi, karena tidak ada orang yang bisa menggantikan posisinya...

Banyak surat menyurat yang harus di selesaikan untuk kantor JASARAHARJA, semua harus terselesaikan dalam waktu cepat. Semua harus istri kerjakan sendiri, karena sang ahli waris masih dibawah umur.

Sang anak pun yang harus dibesuk setiap hari di RS dimana kami tinggal, karena setelah koma keadaan belum pulih.

Keluar dari rumah duka pagi,... Pulang sore. Hingga waktu untuk makan pun sulit. Pikiran yang berkecamuk dengan kenyataan pahit.

Hanya keluarga yang mengerti keadaan saat itu, semua kejadian seperti mimpi.... Tapi ini nyata.

Setiap teman² yang datang selalu menanyakan sang istri kemana, kenapa tidak terlihat, karena ingin memberikan rasa semangat agar terus tegar. Tapi keluarga lah yang bisa mejelaskan semuanya.....

Malam hari saat waktu istirahat, mata ini enggan tuk terpejam. Karena masih berharap dan menantikan seseorang yang tak akan pernah kembali. Sulit untuk menghadapi kenyataan, tapi apa harus di katakan... Allah berkendak lain dari yang kita inginkan.

IRA YUSNITA

Senin, 08.06.2020

@Salam Penulis