Pernyataan itu disampaikan oleh seorang dosen sebuah perguruan tinggi. Dia berpendapat, bahwa guru yang hebat, mestinya tahu tentang kapasitas siswan, kebutuhan siswa, kekurangan siswa dan kelebihan siswa. Berdasarkan pemahamannya yang holistik terhadap siswa, guru harus bisa mengatur strategi pembelajaran yang tepat agar siswa berhasil. Jadi, kalau ada siswa yang gagal dalam belajar, kesalahannya ada pada guru.

Apa yang menyebabkan guru gagal dalam mengajar?

Kegagalan guru dalam mengajar bisa terjadi dikarenakan beberapa hal berikut: gagal dalam rapport building, gagal melakukan pacing, gagal mengkonstruksi pengetahuan, dan gagal mengevaluasi keberhasilan belajar.

Gagal rapport building

Rapport Building adalah a relationship of mutual understanding or trust and agreement between people_ hubungan saling pengertian atau kepercayaan dan kesepakatan antara beberapa orang. Rapport building sudah terbangun dengan baik bila siswa dengan guru memiliki rasa saling pengertian, sehingga tumbuh sikap saling mempercayai satu sama lain. Guru percaya kepada siswa. Siswa percaya kepada guru. Kepercayaan siswa kepada gurunya, merupakan motivasi kuat bagi siswa untuk berusaha belajar sebaik mungkin. Karenanya, guru perlu membangun kredibilitas yang baik di mata siswanya. Kegagalan dalam rapport building, sama saja dengan meruntuhkan tiang bangunan.

Gagal Pacing

Pacing bisa diartikan “mengikuti”. Dalam konteks pembelajaran, pacing merupakan upaya penyesuaian diri seorang guru dengan “mengikuti” siswanya. Misalnya memunculkan kesamaan yang dimiliki guru dengan siswa. Kalau guru ingin mengajarkan teori bangun ruang, guru bisa ngobrol dulu tentang rumah (berbentuk ruang) yang dimiliki siswa. Atau kalau kebetulan siswa suka bermain dadu (berbentuk balok), pembicaraan tentang dadu bisa dipilih. Pacing dianggap cukup, bila siswa sudah merasa nyaman dengan gurunya. Kegagalan dalam pacing, hanya akan membuat siswa berontak, menentang, menolak untuk belajar.

Gagal mengkonstruksi pengetahuan

Dalam teori konstruktivisme, pengetahuan itu dibangun. Seperti sebuah rumah, dia memerlukan beberapa tahapan untuk membangunnya. Membangun rumah dengan cara dan urutan yang benar, bisa menghasilkan rumah yang bukan saja kokoh, tapi juga indah. Dalam sudut pandang ini, guru perlu memfasilitasi siswa cara membangun pengetahuan yang benar. Kalau caranya salah, rumah pengetahuan bisa ambruk. Kegagalan guru dalam membangun atau mengkonstruk pengetahuan, bisa menyebabkan siswa galham, gagal paham.

Gagal Mengevaluasi

Keberhasilan belajar perlu diukur. Apa parameter siswa sudah paham atau belum? Ada beberapa indikator kemampuan pemahaman yang bisa digunakan. Dari kriteria NCTM, bisa disimpulkan kedalam lima indikator kemampuan pemahaman: definisi, contoh dan kontra contoh, masalah rutin, representasi, dan keterkaitan konsep. Berdasarkan indicator itu, siswa yang berhasil memahami materi belajar adalah siswa yang mampu; menjelaskan definisi dari konsep yang dipelajari, membedakan contoh dan bukan contoh, menyelesaikan masalah (soal) berdasarkan konsep yang dipelajari, mempresentasikan konsep dalam bentuk lain semisal gambar atau grafik, dan memahami hubungan antar konsep.

Bagaimana menurut anda?