Irfai M h

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PUASA, dan ILMU MENGHADIRKAN

PUASA, dan ILMU MENGHADIRKAN

Saat kita merasakan apa yang dirasakan orang lain, lebih mudah bagi kita untuk memahami sesama.

*****

Siang terik, ramadhan tahun 2014.

Hari itu, hari kedelapan di bulan ramadhan. Jam satu siang, anak saya, Aghnia, menghampiri saya. Dia baru pulang sekolah. Wajah Aghnia terlihat agak sendu, tidak ada gurat-gurat keceriaan. Dia melihat saya dengan wajah agak cemberut. Melihatnya seperti itu, saya pun menyambutnya dengan pelukan. Saya merasakan, ada emosi tertentu yang sedang bergolak keras dalam hatinya.

“Hauuusss...” kata Aghnia agak memelas.

“Ya iyalah, namanya orang puasa,” jawab saya bercanda.

“Ih, hausnya bener-bener haus. Tadi, ada dua anak kelas satu yang sulit diatur. Aku harus ngejar-ngejar dia biar masuk kelompok. Tapi anak itu malah lari-lari terus,” Aghnia berusaha menjelaskan penyebab dari rasa hausnya.

Hari itu, aghnia sedang mengikuti kegiatan MOS, masa orientasi siswa. Sebagai kelas lima, Aghnia diberi tanggung jawab oleh gurunya, agar menjaga adik kelas yang baru masuk kelas satu.

Kalau disimak dari cerita yang dia sampaikan, aghnia merasa kelelahan. Apalagi, dia melakukan kegiatan itu sambil menjalani ibadah puasa. Bagaimana pun juga, usianya masih teramat muda, belum genap sembilan tahun. Dia sedang belajar berpuasa.

“Oh gituuu... Jadi, harus gimana dong? Mau buka puasa sekarang?” kataku bertanya. Rasanya nggak tega. Aghnia sedang belajar puasa. Tapi, dia juga harus beraktifitas yang melelahkan di sekolah.

Aktifitasnya cukup menguras energi. Itu yang membuat Aghnia merasakan kehausan. Haus ingin minum, tapi sedang puasa. Maka terjadilah pergulatan hebat antara dua kebutuhan. Pertama, kebutuhan ingin minum, dan kedua, kebutuhan ingin berpuasa.

Jadi teringat pesan Nabi. Nabi menganjurkan kepada para majikan, agar memberikan keringanan kerja bagi para karyawan yang bekerja pada bulan puasa. Mestinya sekolah pun begitu, memberikan keringanan bagi siswanya yang sedang berpuasa.

“Ih..., ngga. Ntar aja minum pas buka puasa.” Perkataan Aghnia, membuyarkan lamunan saya. Sambil berkata, ada linangan air mata di pipi Aghnia. Sepertinya, Aghnia betul-betul menahan rasa haus yang luar biasa.

“Oh gitu.. wah, hebat dong. Tapi, dengan puasa kita jadi tahu, bagaimana rasanya haus dan lapar, ya. Saat berpuasa, kita hanya dua belas jam menahan haus dan lapar. Padahal bagi orang miskin, kadang mereka menahan lapar untuk beberapa hari. Dengan begitu, puasa mengajari kita tentang perasaan haus dan lapar yang dialami fakir miskin.” kataku sambil memeluk Aghnia. Berharap, pelukan ini bisa mengurangi rasa hausnya.

Kalau dicermati, bukan hanya Aghnia yang merasakan haus saat berpuasa. Saya pun merasakan kehausan dan kelaparan. Anda juga, pasti merasakannya. Setiap yang berpuasa, pasti merasakan haus dan lapar. Menderita.

Dengan berpuasa, kita bisa merasakan pengalaman orang lain. Kita bisa merasakan pengalaman kaum fakir miskin. Kita juga bisa merasakan penderitaan orang-orang yang berada di negara konflik, yang dilanda perang. Seperti saudara-saudara kita di Palestina. Atau, teman-teman yang terkena musibah di berbagai tempat.

Puasa, mengajari kita tentang “ilmu menghadirkan”. Dalam filsafat Islam, kita mengenal itu sebagai Ilmu Hudzuri. Puasa, menghantarkan pengalaman orang lain ke dalam pengalaman kita. Rasa haus dan lapar, hadir dalam perasaan kita. Kita dapat merasakan kehausan dan rasa lapar yang dialami orang miskin. Semua itu, hadir di dalam diri kita.

Dengan kata lain, saat kita merasakan apa yang dirasakan orang lain, kita menjadi lebih mudah untuk memahami, menghargai, dan peduli kepada sesama.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post