Ada hal yang tidak terlupakan saat kegiatan workshop berlangsung. Ketika materi di sore hari selesai, kami pun menuju ruang makan untuk berbuka puasa bersama. Saya bersama empat rekan lainnya sudah duduk berhadapan di salah satu meja. Saya meletakkan tas jinjing yang diberikan panitia di atas kursi. Kemudian selanjutnya mengambil makanan berbuka. Pas kembali ke tempat semula, ternyata sudah ada peserta lain yang duduk di sana.  Saya pun bertanya kepada rekan-rekan yang saya temani tadi, “kok ada orang lain yang duduk di kursi saya?” Mereka pun tidak tahu, karena juga beranjak untuk mengambil makanan. Saya pun menjelaskan bahwa saya menaruh tas di atas kursi yang dia duduki. Setelah tas diperiksa, ternyata bukan tas saya. Itu tas miliknya sendiri. Saya kemudian meminta maaf kepada beliau karena sudah membuatnya kurang nyaman. Saya makin khawatir, takut tas jinjingan itu hilang. Saya pun meminta pegawai hotel untuk mengabari jika nanti ada peserta yang merasa tasnya tertukar. Suara azan berkumandang, saya pun bergerak ke meja lain dan berbuka puasa. Setelah berbuka dan melaksanakan sholat magrib, saya beserta dua orang rekan kembali menuju ruang makan. Menanyakan kepada pegawai hotel perihal tas saya yang hilang. Namun hasilnya masih tetap nihil.

Karena belum ketemu juga, saya meminta salah satu rekan meyebarkan informasi di grup WA peserta. Mungkin saja tas saya tertukar dengan tas peserta yang lain. Kabar itu pun menjadi berita yang cukup viral di grup WA peserta workshop. Akhirnya ada balasan dari salah satu peserta bahwa tas milik saya dibawa olehnya. Dia mengakui salah mengambil tas ketika di ruang makan. Beliau pun mengirim pesan permohonan maaf kepada saya dan berjanji akan membawanya saat kegitan workshop nanti malam. Saya pun mengiyakan karena tidak lama lagi kegiatan workshop akan dimulai.