Irma Suryani Lubis SPdI

Guru Indonesia untuk Anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia yang dipanggil dengan Community Learning Centre (CLC)...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kasih Ibu Sepanjang Zaman

#Tantangangurusiana

hari ke 11

Membaca judul diatas pasti semua pembaca sudah paham arah tulisan ini kemana ,namun serasa tidak bosan mengangkat tema tulisan tentang seorang ibu. Setiap orang memiliki kisah atau cerita spesial tentang ibu. Kenangan dari zaman ke zaman.

Tulisan saya ini akan mengarah pada sebuah cerita perjuangan seorang ibu bersama kedua anaknya yang harus berpisah jarak dan tempat dengan sang suami. Sebuah kisah yang tidak banyak dirasakan oleh pasangan . Kadang orang menganggap hal biasa namun nyatanya ada sepenggal kisah yang nano-nano ramai rasanya.

Seorang ibu bisa ikhlas ditinggalkan oleh suami demi rezeki . Mencari nafkah kemana saja. Meski harus beda kota atau negara. Seorang ayah tidak akan membiarkan keluarganya dalam kesusahan. Hingga perpisahan sementara dilakoni. Ada dua hal yang menyimpan tanya dalam hati seorang wanita. Setia atau apakah akan kembali?

Wanita dengan hati lembutnya berusaha tidak berfikir apa-apa tentang suaminya. Semua baik-baik saja. Wanita yang sudah menjadi ibu tetap mengurus anak-anak dirumah meski seorang diri. Apapun dilakukan sendiri. Membangun semangat hidup untuk anaknya ,melakoni peran ayah sebisanya . Menunbuhkan kasih sayang sebanyak- banyaknya. Kabar dari suami kadang tidak selalu hadir menyapa di gawai namun istri memendam rasa rindu itu. Zaman milenial saat ini tentu mudah untuk berkomunikasi namun tidak melulu lancar . Terkendala signal atau pekerjaan yang sibuk.

Kasih ayah terhantar hanya melalui suara atau video. Anak-anak mendapatkan kasih virtual. Sementara istri hanya bisa sabar saja. Kasih ibu sepanjang zaman memang ,tidak ada yang dapat mengalahkan kasih ibu. Meski kasih itu dauble dilakukan ibu ,anak-anak tumbuh sebagaimana harusnya. Pejuang LDR harus tetap semangat dan positive thinking.

LDR tidak mudah namun bisa dijalani ,ketika itu saya saat masih menjalani jarak jauh . Saat itu melahirkan pun sendiri. Namun Allah masih mengirimkan lelaki itu kehadapan setelah ananda terlahir. Luar biasa sekali waktu itu. Hanya bisa menjerit memanggil nama suami.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MasyaAllah ujian hidup yang butuh kesabaran bun

11 Dec
Balas



search

New Post