irti mahmud

Seorang ibu dari 4 anak sekaligus guru madrasah di Kabupaten Semarang yang berkeinginan untuk menjadikan dunia tulis menulis sebagai bagian indah dari hidupnya...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menepis Prasangka (Tantangan Menulis Gurusiana #30)

Menepis Prasangka (Tantangan Menulis Gurusiana #30)

Pernahkah kita menemukan kesalahan orang lain? Jika ada pertanyaan seperti itu, barangkali kita akan bersegera menjawab: sering sekali, setiap hari, setiap saat, dan jawaban lain yang senada dengannya. Bagaimana jika pertanyaan ini dibalik, pernahkah kita menemukan kesalahan diri sendiri? Suliiit..begitu mungkin jawabnya.

Begitulah, sudah menjadi kodrat manusia, bahwa kita akan lebih mudah menemukan kesalahan orang lain daripada mengoreksi diri sendiri. Makanya sejak dahulu kita mengenal peribahasa ‘Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak kelihatan.’ Itulah barangkali sebabnya, banyak konsultan kepribadian yang menyarankan kepada kita tentang pentingnya melihat kesalahan diri dan mengabaikan kesalahan orang lain. Untuk apa? Agar kita bisa semakin bijak dan tidak mudah menilai buruk kepada orang lain.

Namun sayangnya, tidak selamanya hati kita bersih dari prasangka. Kadang seapapun kerasnya kita berusaha menepisnya, prasangka itu masih melekat di hati kita kayak perangko. Mengapa demikian? Salah satu sebabnya adalah adanya penyakit dalam hati kita. Menurut para ulama penyakit hati disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Kurangnya keimanan

Hal pertama yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit hati adalah karena kurangnya keimanan. Hati yang tidak memiliki keimanan lama-kelamaan akan menjadi mati. Ketika hati mati, maka ia tidak bisa dijadikan tempat untuk meminta ‘fatwa.’ Tidak bisa membedakan mana yang salah dan yang benar. Pada akhirnya, manusia yang hidup tanpa hati, akan bisa menjadi lebih buruk dari binatang ternak.

2. Selalu mengeluh

Allah SWT telah menggambarkan sifat manusia yang suka berkeluh kesah ini. Dalam al Qur’an surat Al Ma’arif ayat 19-21, Allah SWT menegaskan: ” Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Jika ditimpa musibah ia mengeluh, dan jika mendapat kebaikan ia amat kikir.”

Kebiasaan mengeluh ini akan mengakibatkan seseorang menjadi kikir. Kedunya seperti dua sisi mata uang yang aling melengkapi. Jika hal ini terus menerus berlanjut, maka akan membuat hati menjadi mati, tidak peka dengan kebaikan, dan senantiasa berprasangka buruk dalam setiap keadaan.

3. Sering berbuat maksiat

Satu kali perbuatan maksiat akan menodai kebersihan hati. Jika tidak segera dibersihkan dengan taubat, maka noda itu tidak akan hilang dan bahkan menjadi semakin banyak. Lama-kelamaan hati menjadi gelap dan tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan yang salah. Meskipun orang lain mungkin berusaha mengingatkan, tapi baginya hanya sekedar wacana saja. Nasihat sudah tidak akan mampu menembus dinding para pendosa.

4. Bangga dengan amal

Ini adalah hasil tipu daya syaitan yang akan sangat merugikan manusia. Jika ia sudah bangga dengan amalnya, maka akan cenderung sombong dan merendahkan orang lain. Menganggap bahwa orang lain tidak mungkin mampu sehebat dirinya. Merasa bahwa jasanya terlalu besar bagi teman-temannya, hingga tak jarang ia tergoda untuk menyebut-nyebutnya di hadapan orang lain. Jika sudah demikian, maka sesungguhnya sia-sialah amal kebaikannya. Allah SWT tidak akan membalas amal kebaikan seseorang yang di dalam hatinya ada bibit kesombongan, meski sebutir debu.

5. Terlalu mengejar dunia

Seseorang yang terlalu mengejar dunia, akan mudah melalaikan ajaran agama. Bisa jadi bahkan ia tertipu dengan menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan keduniawiannya. Padahal dunia ini ibarat air laut, jika diminum akan semakin menambah haus. Maksudnya adalah semakin sering kita menuruti keinginan duniawi, maka akan semakin banyak keinginan lain yang belum terpenuhi.

Itulah beberapa hal yang menyebabkan hati kita menjadi sakit. Lalu bagaimana caranya agar kita sembuh dari penyakit hati? Caranya antara lain dengan memperbanyak mengingat mati, memperbanyak zikrullah atau mengingat Allah, gemar bersedekah, menghias diri dengan amalan sunnah, serta berkumpul dengan orang-orang saleh. Nah, bagaimana? Siapkah kita menjalaninya? Ayuk semangat! Bersama kita tepis prasangka, biar jernih mata hati kita..

#Salam hangat ..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amin YRA. Semoga bisa

14 Feb
Balas

Aamiin..yuk saling mengingatkan..

14 Feb



search

New Post