Tantangan Hari Ke 7

Iwan sengaja tidak ingin berbicara banyak mengenai pengalaman di masa kecil. Tetapi itu penting. Mengapa? Karena semua semangat studi Iwan sebenarnya bukan terbentuk secara tiba-tiba. Itu adalah didikan dan bentukan dari orangtua. Pelajaran apa yang menarik dari masa kecil Iwan?

Pertama, pentinglah ternyata untuk mempersiapkan masa depan seseorang dari sejak kecilnya. Untuk itu, peran orangtua sangatlah besar. Abi dan Umi Iwan mendidik kami anak-anaknya, bukan dengan limpahan materi. Keterbatasan materi menyebabkan mereka memberikan kompensasi lain kepada kami. Berulang-ulang Abi menanamkan kepada Iwan bahwa hartanya bukanlah rumah dan kemewahan, tetapi kebanggaan bisa mengirimkan kami ke sekolah. Nilai-nilai yang ideal tersebut menjadi kekuatan kepada Iwan untuk mencari sesuatu yang lebih berarti dalam hidup Iwan.

Memang, uang, benar bisa memberikan banyak hal dalam kehidupan seseorang. Tetapi melalui pengalaman hidup, Iwan mengerti bahwa uang hanyalah cara. Banyak diantara teman-teman Iwan yang kebetulan memiliki lebih banyak materi daripada kami, tetapi tidak memiliki hasrat untuk bersekolah. Kedua, kedisiplinan dibentuk sejak dini. Cara Abi Iwan memberikan arahan mengenai pola membagi waktu dan cara belajar, terus terang, berpengaruh amat besar terhadap Iwan. Iwan memiliki kebiasaan tidak ingin membuang-buang waktu karena Iwan tahu apa yang akan Iwan dapatkan dari waktu tersebut. Iwan bukannya tidak ingin bermain-main. Terkadang memang agak nakal. Pernah Iwan tidak berada di rumah pada saat Abi datang. Pulang kembali ke rumah, bersiaplah menghadapi kemarahannya. Ia ingin kami itu memberitahu kemana kami pada saat ia berada di rumah. Baginya, kami harus mengikuti aturan yang ada. Abi membiasakan diri untuk melatih kami mencapai sesuatu. Suatu hari, kami sedang duduk-duduk bersama. Ia memberikan pesan. Waktu itu Iwan masih kecil. Iwan ingat benar, Abi duduk di sebuah kursi rotan dan kami duduk mengelilinginya. Ia lalu berkata, “Abi hanya bisa bersekolah sampai MA (Madrah Aliyah Purba Baru Tapsel Sumatera Utara). Kalian harus bisa melebihinya. Gelar Abi itulah batas buat kalian.” Pesan itu terus menerus terngiang di hati Iwan. Seolah tantangan kepada kami yang masih kecil dan belum tahu apa artinya sekolah. Iwan masih belum menyadari makna kalimat Abi itu. Sampai akhirnya, bertahun-tahun kemudian Iwan menemukan sendiri jawabannya. Iwan tahu bahwa perkataan Abi Iwan adalah caranya untuk menantang Iwan, menemukan jawaban bagi diri Iwan sendiri, dalam menjalani sekolah.

Ketiga, lagi-lagi ini soal peran orangtua. Abi Iwan tahu benar bakat dan hobi Iwan. Ia tahu Iwan suka melukis, maka ia mengirimkan Iwan ke sanggar melukis. Meski Iwan tidak mengembangkan hobi melukis, tetapi kemampuan membayangkan Iwan cukup baik karena otak Iwan terbiasa bermain di atas “awan” kertas-kertas lukisan itu.

Abi juga tahu bahwa Iwan suka bercerita. Ia pernah memberikan buku-buku bacaan sejarah dan kisah tradisional supaya Iwan mengerti mengenai hal-hal yang mungkin bagi anak seusia Iwan belum menjadi bahan bacaannya. Di tengah keterbatasan, terkadang Abi meminjam buku dari perpustakaan sekolahnya lalu membawanya pulang supaya kami bisa membacanya. #Tantangan Gurusiana