Musik dangdut dan suara penyanyinya yang merdu tidak membuat seorang pemuda merasa gembira dan terhibur. malam itu, di saat yang lain asyik mendengarkan sambil sesekali manggut-manggut, dia malah duduk melamun terbawa sepi dalam keramaian. Zack nama pemuda itu, berperawakan sedang, badan cenderung atletis, wajah menarik dengan brewok tipisnya. Dia pemuda yang agak pendiam dan penuh misteri. Yang ada dalam pikiran Zack saat itu adalah seorang perempuan bernama soleha yang biasa dia panggil eha. Terbayang dalam ingatannya wajah eha yang menawan, senyumnya yang manis walau bibir tanpa gincu, tatapan matanya yang sayu, gaya bicaranya yang lemah lembut. Terbayang saat mereka jalan-jalan berdua ke pantai, menggambar tanda "love" Diantara nama mereka di pasir. Indah sekali masa-masa itu. Aaahhhh sayang semua itu kini sudah kandas, seperti halnya ombak yang menyapu tulisan nama mereka di pasir pantai, kisah mereka pun usai, hilang.. Karena orang tua eha tak sudi mempunyai mantu seperti Zack yang katanya tak punya masa depan. Beberapa saat kemudian, setelah berkecamuk dengan bimbang dan ragu, akhirnya Zack memutuskan berjalan, melangkah dengan pasti ke tempat yang ingin di tujunya. Setelah sampai di tempat itu, dia melihat pasangan yang sedang berbahagia. Dia ambil amplop yang ada di sakunya, lalu mendekati si perempuan, tak kuasa dia beradu pandang, di tundukkan lah wajahnya lalu di ulurkan tangannya untuk mengucapkan selamat dan memberikan amplop sambil berkata lirih. "Selamat eha, semoga kamu selalu bahagia. "