Pilpres dan Pileg sudah berlalu sepekan. Hasilnya? Menunggu keputusan resmi dari KPU karena real count KPU yang diakui sesuai UU, bukan hasil quickcount. Faktanya, dari beberapa kali pemilu di Indonesia hasil quickcount tidak jauh bedanya dengan real count.

Demikian pula dengan dua sertifikat pada gambar di atas (sertifikat No Baper dan webinar kombel), cara memperoleh berbeda dengan hasil sama-sama selembar sertifikat digital. Namun yang "diakui" sertifikat hasil webinar terkait dengan usulan kenaikan pangkat guru ASN.

Menurut pendapat saya selaku guru (berdasarkan pengalaman faktual ketika mengajukan Dupak IV/b ke IV/c tahun 2023) ternyata lebih bernilai dan dihargai (oleh tim penilai AK) sertifikat webinar ketimbang sertifikat No Baper dan lomba menulis Media Guru. Kedua sertifikat di atas hanya sebagai contoh yang sejenis.

Sertifikat No Baper bisa diperoleh tanpa memerlukan daftar hadir, yang pokok ada bukti karya orisinal dari penulisnya. Setelah dikurasi oleh Pemred MG dan dinilai layak maka akan mendapat sertifikat pemenang. Sedangkan sertifikat webinar bisa didapatkan dengan bukti telah mengisi form daftar hadir. Pelaksanaan webinar bisa disambil ngajar atau belanja ke pasar. Tidak harus mendengarkan paparan narsum sampai tuntas atau mengajukan pertanyaan saat sesi tanya jawab.

Sebagian komunitas penyelenggara webinar memberlakukan aturan khusus yang lebih ketat bagi peserta yang dinyatakan berhak mendapatkan sertifikat webinar. Webinar ada yang berbayar saat daftar ada pula yang "free". Bahkan ada yang pasang label " gratis" tetapi harus "nge-share" flyer undangan ke tiga/lima grup WA.

Anda termasuk yang mana? Pemburu sertifikat bermodal daftar hadir atau terus berkarya tanpa peduli poin dan coin?

Salam literasi✍️

Graha Pasir Ona, 21 Februari 2024