Judul ini terinspirasi dari sebuah komentar tulisanku di Gurusana yang berjudul “Guru Luar Biasa yang Pernah (Mohon Maaf) Gila” yang kutujukan kepada Pak Ahmad Syaihu, seorang guru IPS di MTs 4 Surabaya yang memang pernah ‘gila’ menulis. Bukan hanya beliau yang gila. Waktu itu, diri ini pun ikut-ikutan gila. Bagaimana tidak gila jika satu hari menulis tujuh hingga sembilan artikel. Anehnya, saat ini diriku tak lagi seperti dulu. Apa penyebabnya diri ini pun tak tahu.

Komentar Pak Wahyu MH pada tulisanku sebagai berikut. “Kebanyakan orang sukses dibilang gila. Wright perintis pesawat dibilang gila. Thomas Alfa Edison dibilang gila. Pegusaha Bob Sadino dibilang gila. Galileo dibilang gila. Einstein dibilang gila. Mozart dibilang gak waras. Abraham Loncoln juga. Bukankah Rasulullah juga pernah dibilang gila (majnun)? Gila di sini karena ide yang berbeda dengan orang lain. Mari lestarikan kegilaan kita….”

Tentu diri ini berucap terima kasih kepada Pak Wahyu MH. Teriring doa semoga beliau (Pak Wahyu) dan kita semua termasuk orang sukses nantinya meski harus dibilang gila. Untuk itu, jangan takut dibilang gila jika kita berbeda dari yang lain.

Kembali kepada judul, mana yang lebih bagus, “Orang gila yang sukses atauakah orang sukses yang gila?” Bisa jadi, orang sukses karena gila. (Ha ha. Yang ini jangan diambil hati ya! Perlu dicatat agar gila di sini jangan dimaknai secara denotatif).

Jangan takut juga dibilang gila menulis. Seperti Pak Syaihu yang gila menulis berdampak selalu istiqomah menjadi penulis populer bulanan ala Gurusiana. Juga beberap buku bisa lahir dari tangannya yang dingin. Tampaknya beliau akan menjadi pesaing Habiburrahman El Shiarzy yang mendapat julukan si penulis “bertinta emas.” Wallahu a’lam bishshawab.