isna -

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Peran penting Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Banyak Belajar dari Sonya Carson

Peran penting Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Banyak Belajar dari Sonya Carson

Semua sepakat bahwa keluarga memiliki kontribusi primer dalam pendidikan anak. Maka beruntunglah bagi anak-anak yang memiliki ayah bunda yang mampu memberikan waktu dan perhatian kepada sang buah hati. Namun, tidak sedikit anak-anak yang hanya diasuh oleh orangtua tunggal. Sekilas ini terlihat tidak sempurna, namun itu bukan halangan untuk mematahkan semangat orang tua tunggal untuk turut berperan serta mendukung prestasi anak.

Dari sekian banyaknya cerita kesuksesan mendidik anak oleh orang tua tunggal, ingatan saya tertuju pada seorang perempuan kulit hitam asal Amerika Serikat yang bernama Sonya Carson. Ibu dari seorang politisi dunia Dr. Ben Carson yang juga seorang dokter ahli bedah syaraf ini, mampu menepis anggapan negatif bahwa seorang single parent tidak bisa membesarkan anak dengan baik. Nyonya Carson lahir, besar di Detroit dan menikah pada usia 13 tahun. Nyonya Carson pun hanya berhasil menempuh pendidikan dasar sampai kelas 3. Ini sebabnya Nyonya Carson tidak pandai menulis dan membaca. Dari pernikahannya tersebut, ia dianugerahi dua anak laki-laki yakni Curtis Carson dan Benjamin Carson. Namun, pernikahannya tidak berlangsung lama karena Nyonya Carson memilih untuk bercerai.

Disinilah drama kehidupan rumit dan complicated mulai dialami oleh Nyonya Carson. Berbekal dengan pendidikan yang minim, Nyonya Carson hanya mampu bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tidak cukup hanya satu rumah, Nyonya Carson pun bekerja sebagai pembantu rumah tangga harian untuk dua atau tiga rumah dalam satu hari. Disamping keletihannya bekerja pagi hingga larut malam, ia pun harus menanggung beberapa persoalan pelik seorang diri. Anak-anak Nyonya Carson dikenal sebagai anak yang bodoh dan tak jarang menjadi bahan cemo’ohan di sekolah. Ini membuat noyona Carson sangat bersedih, namun ia harus mencari solusi terhadap permasalahannya.

Akhirnya Nyona Carson memaksa kedua anaknya untuk belajar dengan giat. Setiap akhir pekan kedua anak laki-lakinya harus pergi ke perpustakaan umum, untuk membaca dua buku, setelah itu mereka harus menulis isi buku tersebut dan melaporkannya pada Nyonya Carson. Hal yang menyedihkan adalah kedua anaknya tidak tahu bahwa ibu mereka tidak bisa membaca, dan Nyonya Carson berpura-pura seolah – olah mengerti isi dari rangkuman buku kedua anaknya. Lalu, kegiatan lain seperti menonton TV pun mengalami perubahan. Yang sebelumnya anak-anak bisa menonton TV kapan saja, namun setelah dibuatnya peraturan baru, anak-anak hanya bisa menonton setelah mengerjakan PR.

Alhasil, tidak ada jerih payah yang tak terbayar. Benjamin Carson yang oleh teman-temannya dijuluki “the dumbest kid” sedikit demi sedikit menunjukan prestasi yang luar biasa. Setelah terbiasa dengan kegiatan belajar mandiri, hampir di semua mata pelajaran ia mendapat nilai A. ini membuat guru-guru dan juga teman-teman Ben menjadi kagum padanya. Ben pun akhirnya menjadi lebih bersemangat lagi untuk belajar, membaca banyak buku untuk menambah pengetahuannya. Kegiatan ini dilakukan Ben dan Curtis berlangsung selama duduk di bangku sekolah; meminjam buku, membuat rangkuman dan menonton TV jika selesai mengerjakan tugas. Hingga akhirnya Ben Carson setelah tamat SMA , ia pun diterima di Yale University dan kemudian melanjutkan sekolah kedokteran di Universitas Michigan, Amerika Serikat. Karir Ben Carson pun semakin gemilang, hingga pada tahun 1984 ia berhasil menjadi kepala rumah sakit John Hopkins, Maryland. Sederet prestasi Dr. Ben Carson di bidang kedokteran sangat menginspirasikan banyak orang. Kesuksesannya memimpin operasi kembar siam pertama kali di dunia juga telah membuatnya sangat terkenal.

kesuksesan Dr. Ben Carson ini bukan hanya karena faktor internal yang datang dari dirinya sendiri, namun peranan sang Ibu sebagai orang tua. Jika Nyonya Carson bukan orang yang kuat, disiplin dan bermauan keras, tentu Dr. Ben Carson bisa jadi bukanlah tokoh yang kita kenal saat ini. Sebagai seorang ibu, Nyonya Carson juga berhasil membangun kepercayaan diri anak-anaknya bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Dan yang tak kalah penting adalah kemampuan untuk memiliki konsistensi yang kuat. Curtis dan Ben Carson tidak akan menjadi sukses jika mereka tidak memiliki disiplin dan konsistensi dalam bersikap.

Rumah adalah sekolah pertama bagi anak, dan orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak kita. Tidak penting sebesar apa rumah tempat bernaung, namun harus dipastikan bahwa anak anak kita berada di lingkungan awal yang kondusif dan edukatif. Sebagai orang tua entah memiliki peran ganda atau pun tunggal, keterlibatan keluarga akan sangat mempengaruhi prestasi belajar anak. Sudah saatnya para orangtua belajar banyak, untuk mengoptimalkan peranan keluarga mendukung prestasi anak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

"Menepis anggapan negatif bahwa seorang single parent tidak bisa membesarkan anak dengan baik." Kuat dan kuat. Selalu ada semangat.

10 Jul
Balas

Mampu menginspirasi...

09 Jul
Balas

Tulisannya bagus bu isna.. salam sekses

09 Jul
Balas

Terima kasih Ibu Masta Iriani, salam sukses buat ibu disana :)

09 Jul
Balas



search

New Post