ISNA AINA HIDAYANTI

Guru ndeso yang berasal dari ndeso yang bangga dengan ndesonya, bercita-cita dadi guru yang bermanfaat buat sesama. Dinantikan kehadirannya, diharapkan keb...

Selengkapnya
Navigasi Web

Twins

#tagur365_20

Twins

Entah kenapa hari ini jadi teringat beberapa masa yang lalu gegara tengok Vidio singkat di beranda Facebook yang memposting si kembar ketika kecil, kayaknya baru berumur 2 atau 3 bulan. Ketika mereka bercanda di atas tempat tidur.

Aku tersenyum karena juga mengenang ketika si kembarku seusia mereka, sedang gemas-gemasnya. Seolah baru saja kemarin mereka berada pada masa kecil, ternyata sekarang dah sebesar ini. Waktu menang cepat berlalu dan tak bisa diputar kembali.

Masih teringat juga, waktu itu ketika pulang dari sekolah sekitar jam setengah dua dengan posisi ASI penuh. Begitu habis salat segera nenenin si Kakak, sedang si adik dengan sabar menunggu giliran. Karena yang kecil tidak bisa, maka harus kupompakan dulu ASInya.

Satu tahun kami tinggal di Desa Depok. Kami ngontrak rumah di dekat Masjid MTs Al Falah. Dari sikembar berumur satu bulan hingga satu tahun. Tumbuh kembang balita itu cukup pesat. Waktu lahir si kakak 2,6 kg dan si adik 2,4 kg. Dengan berat badanku ketika hamil mereka sampai 55 kg. Naik 10 kg dari sebelum hamil. Perut terlihat sangat besar karena aku bukan type perempuan tinggi, type ndekmu alias pendek lemu😁😁

Masih ingat perjuangan ketika hamil dan tinggal di kost yang jauh dari keluarga. Untunglah keluarga yang aku kost-i menganggap aku seperti anak mereka sendiri. Untunglah ketika hamil si kembar tidak mengidam yang aneh-aneh, mungkin mereka kasihan sama ibuknya karena berjuang sendirian di kota orang kali ya.

Masih ingat juga ketika masa kehamilan 3 bulan jalan, pernah jatuh dari sepeda motor ketika melewati jalan pas palang kereta api di Mranggen. Karena takut ada apa-apa, aku pun langsung periksa kandungan di RS Banyumanik untuk memastikan bagaimana kondisi debayku saat itu. Ketika periksa di RS tersebut, di USG juga lho, tapi dokter tidak bilang kalau bayiku kembar. Aku pun ikut menyaksikan di layar monitor, sepertinya juga hanya satu. Ah, entahlah...mungkin aku juga ga pandai membaca sih.

Nah, ketika kehamilan masuk bulan keempat, cucunya ibu kost itu menceritakan mimpinya ke aku. Namanya Ana, dia setiap hari maunya sama aku, belajar bareng juga sama aku. Jadi dia itu seperti teman bagiku, meskipun usianya ketika itu baru 8 tahun.

"Mbak Ina, anakmu to kembar. Aku lihat dia pas tidur ada dua," terangnya sambil duduk di depanku antusias.

Sontak aku pun kaget dan tak percaya.

"Gak mungkin, Na. Wong pas di USG saja cuman satu," jawabku karena seingatku pas periksa dokter juga satu.

"Tenan, Mbak. Anake njenengan kui kembar."

Ana masih kekeh dengan mimpinya, bilang kalau anakku kembar. Namun, aku tak begitu menggubris mimpinya.

Ketika usia kehamilan menginjak 5 bulan, bidan dimana aku periksa bilang sama aku, karena perut yang terlalu besar dan tak wajar dengan usia kehamilan normal. Selain itu aku juga merasa kali dah pada bengkak. Padahal kata temanku kaki mulai bengkak itu ketika masa kehamilan dah 7 bulan.

Akhirnya aku pun pergi ke dokter kandungan. Karena aku di sini sendirian, aku pun pilih ke Purwodadi naik angkot dan turun di depan minimall Laksana, kemudian jalan kaki menuju Rumah Sakit Permata Bunda.

Disitulah baru aku tahu, jika Debayku kembar. Seribu macam pikiran langsung singgah dalam benakku. Intinya tak bisa aku lukiskan.

"Pantes saja dah bengkak-bengkak, la ini kembar, kok," kata dokter Tomo.

"Bayinya misah gak, Dok?" tanyaku spontan. Karena waktu itu banyak berita tentang bayi kembar siam. Ada rasa khawatir saat itu begitu mendengar bayi kembar.

Dokter Tomo tersenyum dan menjelaskan kepadaku bahwa debayku sehat semuanya. Syukur Alhamdulillah aku ucapkan seketika itu.

Sesampainya di Depok, aku langsung ke rumah Mbak Muslikah. Sahabat di kantor dan kebetulan anaknya juga kembar. La sikembar itu mainnya juga sama aku. Aku sering nonton bola di televisi waktu itu ya bareng si kembar Mbak Lis Muslikah yang ketika itu baru TK.

"Gak usah takut, Dik. Alhamdulillah anaknya kembar. Sehat-sehat, ya."

Sorenya aku pergi ke wartel milik Pak Lurah, aku cerita ke Lik Yah. Beliau malah nangis, takut jika apa yang menimpanya akan terjadi padaku dan debayku.

Adiknya ibuku itu dulu juga melahirkan bayi laki-laki kembar, sayangnya keduanya hanya berumur sehari saja. Makanya dia takut apa yang dia alami akan terjadi padaku.

Aku bilang sama Bu Lik, bahwa sekarang dunia kedokteran sudah tambah maju, jadi insyaallah semua baik-baik saja.

#dah dulu ya ceritanya.😁

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alhamdulillaah, keren tulisannya, sehat dan sukses bu Isna

20 May
Balas



search

New Post