Isna Indriati

Isna Indriati, ingin terus belajar menulis agar bisa tinggalkan sedikit kenangan bagi yang tak mengenalnya....

Selengkapnya
Navigasi Web

EMBUN

Tantangan menulis di Gurusiana hari ke 6

“Sudah, sayang istirahat dulu.” Hanum segera merangkul Aldan dan Tania memasangkan selang yang lepas. Mungkin keingintahuan Oi yang menyebabkan selang itu lepas. Aldan masih tersenyum lebar. Terlihat lebih bebas dan ceria dari biasanya.

“Oi, lihat. Aldan sehat tapi masih perlu selangnya untuk bantu bernapas. Oi boleh main sama-sama tapi Oi pegang ini ya…” Tania menyerahkan robot kecil dari tembaga yang tergantung di tas Aldan. Oi menyambut dengan cepat dan menggenggam erat robot barunya. Tania mengajak kedua koboi kecil itu toss kompak. Tak ada yang perlu dikuatirkan dari Aldan.

***

Taman kota itu terlihat segar setelah semalam hujan turun cukup deras. Rumput-rumput masih terlihat basah. Butiran-butiran air bening menggantung di ujung daun. Percikan kecilnya menghiasi kelopak bunga yang beraneka warna. Beberapa kupu-kupu sudah ada yang datang menyapa indahnya taman. Sebentar lagi pasti ada burung yang mampir sekedar menikmati suasana pagi dan mencari biji bunga yang berhambur di tanah.

Tania berjalan mengikuti Aldan yang berlarian memutari jalan setapak di taman itu. Tawa renyahnya mengundang anak-anak kecil lain untuk bergabung. Selang oksigen yang menempel di hidungnya tidak menghalangi ruang geraknya. Sebotol susu dan beberapa sisir roti dalam kotak makan masih ada di tangan Tania.

Matahari mulai tersenyum lebar. Orang pun mulai memenuhi taman. Meski hari ini bukan kali pertama Aldan berkunjung ke taman, namun hari ini lah kesempatan dia bermain dengan banyak teman. Biasanya dia hanya duduk di bangku sambil corat-coret buku yang Hanum bawakan dari rumah. Atau sekedar melihat anak kecil lain bermain. Hari ini Aldan mendapat kebebasan yang agak luas. Berjalan lumayan jauh dan berinteraksi dengan anak kecil lainnya. Betapa senangnya.

Dulu. Aldan bisa bernafas tanpa selang oksigen. Dia juga bisa melompat selincah anak-anak seusianya. Dia pun bisa menangis sekeras mereka yang marah tatkala merengek meminta sesuatu. Sekarang, dia masih beradaptasi dengan berbagai terapi untuk mengembalikan kesehatannya.

Pneumonia adalah diagnose berikutnya. Gangguan itu tak mengurangi aktivitas Aldan. Dia masih aktif seperti biasa. Namun beberapa hari setelah itu, hampir setiap beberapa jam setelah dia banyak beraktifitas dia selalu mengeluh sesak nafas. Di saat yang sama jantungnya bekerja sangat cepat, gemetar dan berkeringat. Kembali dokter memeriksanya dan meminta waktu lebih untuk diagnose lebih lanjut terkait dengan kondisinya. Dalam 2 bulan perubahan-perubahan di luar prediksi dokter terjadi pada Aldan. Hingga akhirnya Hanum memaksa Angga untuk membawa Aldan check up total dan CT scan.

Bayangkan saja, jika jaringan di kulit robek karena luka, tentu setiap orang merasakan sakit. Dan itu terjadi di paru-paru anak kecil, Aldan. Syok berat menyerang Hanum. Proteksi yang Hanum buat di rumah untuk kesehatan anaknya ternyata masih jebol. Entah virus apa yang menyerangnya. Belum selesai Hanum mencari penyebab penyakit Aldan, dokter menemukan kelainan pada lelaki kecilnya. Alergi udara akut. Itu penyakit keturunan. Terkadang penyesalan menghantui Hanum karena dia lah pembawa alergi udara, air dan debu itu. Penyakit itu pun berkembang seperti jamur merang di musimnya. Aldan semakin memburuk. Cuaca panas yang menyiksanya tak bisa diredakan langsung dengan AC atau kipas angin. Hanya blower alat yang aman saat itu. Tapi hanya bisa terpasang di salah satu ruangan. Es dan beberapa makanan yang merangsang batuk harus dihindari.

Embun yang menetes di ujung daun selayaknya harapan yang selalu ada meski sedikit dan jarang. Seperti itulah harapan kesehatan Aldan, antara ada dan tiada, yang sekiranya menetap menjadi ada.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post