A lesson learned from Pak Syaihu.

Sudah barang tentu banyak orang tertarik untuk ikut serta dalam sebuah sayembara. Apalagi dalam sayembara selalu menawarkan hadiah. Setiap yang mengikuti juga dapat dipastikan bahwa mereka merasa dapat memenuhi prasyarat yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan sayembara Pak Haji ini.

Aku memang tak mengenal beliau secara khusus. Tidak pula akrab. Boleh dibilang kenalku dengan beliau unik. Ya, memang tetap diawali oleh Gurusiana. Salah alamat, tepatnya. Sangkaku beliau mengajar di sebuah madrasah di Sidoarjo, ternyata di Surabaya. Aku juga tak banyak tahu kelebihannya. Satu yang pasti, beliau Gurusianer terfavorit. Setiap hari beliau selalu memiliki tulisan. Lebih dari satu pula.

Bertatap muka dan bertegur sapa dengan beliau adalah kesempatan yang indah bagiku. Setidaknya aku bisa mendengar suara dan tentu beberapa kata yang memotivasi diriku untuk belajar “ajeg” menulis seperti beliau. TOT Sasisabu pun jawabannya. “Jika Anda sudah mendngar para peserta lain menjelaskan tips menulis, saya cukup menunjukkan buku yang telah saya tulis” ini adalah beberapa yang kuingat dari sederet kata-kata beliau saat maju. Tunjukkan hasilmu, maka mereka yang melihat kegigihanmu akan turut di sampingmu.

Kesempatan lain mengenal beliau adalah beberapa minggu setelahnya. Tetiba aku memerlukan beberapa lembar kain batik untuk bingkisan di sebuah acara dan kado pernikahan. Biasanya aku punya stock, kali ini aku terlena. Habis. Menghubungi teman di Madura yang biasa aku memesan tak mendapat respon cepat. Alhamdulillah aku teringat beliau, Pak Syaihu lagi. Aku ingat sekali berita tentang beliau yang membawa berlembar-lembar kain batik saat Temu Guru Penulis. Akhirnya aku pun menghubung beliau. Japri wis. Responnya sangat cepat. Tawar menawar harga pas, tancap gas. Betapa senangnya aku, dapat batik dapat pula bonus buku beliau. Diminta milih dua lagi. Kalian juga pasti tak akan menolak. Pak Guru Menjadi Tamu Allah dan Menjadi Guru Es Krim. Semoga aku bisa segera menginjakkan kaki ke sana/ Juga tetap semangat belajar menjadi guru yang inspiratif, yang tak letih tertatih.

Nah, kan aku sudah dapat bonus buku beliau dari transaksi kala itu. Jadi menulis ini di sayembara beliau akhirnya bukan semata untuk mendapatkan buku yang ditawarkan. Lebih terinspirasi memberikan sedikit kenangan untuk dikumpulkan di buku beliau. Syukur lagi jika masuk kategori.

Yang pasti, dengan melihat ide-ide beliau, aku jadi tergerak lebih energik untuk mengajak teman-teman mudaku yang masih duduk di bangku sekolah untuk belajar membuat biografi diri mereka sendiri. Kok biografi? Ya, biografi yang menyertakan bahwa dirinya adalah penulis. Kok bisa? Ya, karena dalam biografi itu dia cantumkan karya yang telah dia terbitkan.

Terima kasih, Pak Syaihu. Terima kasih Media Guru, telah mengenalkanku pada orang yang hebat dan lembah manah.