Hari Gini Masih Perawan? Nggak lach Yaw...
Hari Gini Masih Perawan? Nggak Lach Yaw...
“ Ngeri aku membaca pesan screen saver di salah satu hand phone siswaku, Mba,” temenku curhat.
Yaa, kami berdua memang sering ngobrol bareng, berbincang tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi siswa meski kami beda sekolah. Sore itu kami janjian untuk ngobrol seperti biasanya.
“ Ada hal penting,” katanya.
Apa materinya? Kucoba menerka-nerka. Ohooo ...ternyata tentang kenakalan siswa. Ceritanya, secara tak sengaja dia menyita HP salah satu siswa ketika sedang pembelajaran di kelas. Dia buka semua-muanya dari pesan singkat, foto, catatan, tak terkecuali videonya. Hufft...dia shock! Kaget setengah mati! Banyak hal yang tak seharusnya siswa tersebut lakukan sebagai siswa kelas X. Membaca dan melihat videonya membuat temanku lemas tiada berdaya.
“ Ngeri aku membaca isi chat pesan singkatnya. Banyak hal yang telah dia lakukan dengan pacarnya, hingga dia telat menstruasi.”
“ Yang tak habis pikir, dia disuruh membeli obat pelancar haid!” lanjutnya.
Hwuaduch, dunia semakin ngeri. Semakin tinggi tekhnologi semakin banyak tantangan. Seperti yang kita ketahui, di jaman sekarang siswa dengan mudahnya mengakses internet. Dengan melalui telepon genggam mereka bisa membuka situs-situs yang tak pantas untuk dikonsumsi anak seusia mereka. Salah siapa ini? Tak bisa kita salahkan mereka sepenuhnya. Orang tua pun berperan didalamnya. Loch kok bisa? Tentu saja. Fasilitas HP canggih yang notabene didapat karena orang tua rela merogoh kocek mereka demi anak tersayang dengan dalih biar tidak ketinggalan jaman. Tak bisa sepenuhnya mereka, para orang tua memantau aktivitas anak-anaknya. Apalagi aktivitas di luar rumah. Jarang, para orang tua yang mencoba mengecek HP anaknya secara reguler, kecuali mereka yang benar-benar care dengan tumbuh kembang mental sosial anak-anaknya yang mulai beranjak dewasa.
Para orang tua seyogyanya memberikan perhatian yang berkaitan dengan sex education sehingga anak-anak tidak akan salah langkah. Apalagi adanya trend Hari Kasih Sayang atau Valentine yang diyakini mereka, para remaja sebagai hari mencurahkan kasih sayang, memberi dan menerima cinta dari pasangan masing-masing. Kalau anak tidak dibekali dari awal bisa saja mereka melakukan hal-hal yang dilarang seperti kasus salah satu siswa temanku diatas. Para orang tua hendaknya menjalin hubungan yang akrab, memposisikan sebagai sahabat sehingga enak untuk diajak curhat oleh para anaknya.
Kita sebagai pendidik pun bisa dan wajib menyisipkan pesan kepada para siswa untuk senantiasa menjaga diri jangan sampai terlena dengan sebuah hubungan , dan tetap bisa memilah content situs yang pantas untuk usia mereka. Tak lupa, bekal agama harus diperkuat agar mereka mengingat sang Pencipta-Nya. Dan kalimat “ Hari gini masih perawan? Nggak lach yaw...akan berganti menjadi “ Yuk, jaga keperawanan kita untuk orang terkasih kita kelak”. ( Istiana Nurhayati, S.Pd, Guru Bahasa Inggris SMAN 1 Bukateja, Purbalingga )
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sungguh mengerikan dan menyedihkan, astagfrullah....
Betul, tragis sekali. Baru saja ada temen certa di sekolahnya mengalami hal serupa. Anak kelas X juga. Tim STP2K telah menginterogasi dan anaknya nangis kenceng. Miris sekali. Sedih banget. Ternyata kalo boleh jujur, hampir disetiap sekolah jg menghadapi permasalan yang sama.
Semoga bisa menjadi perhatian untuk orang tua dan guru dalam mendidik anak. Penanaman moral sejak dini.
Betul, Bund. Peran kita semakin berat.
Begitulah...bunda. Bahaya "pornografi dan pornoaksi" lebih berbahaya dari narkoba. Kenapa? Karena narkoba masih ada "kesulitan" mereka mendapatkannya. Tetapi pornografi dan pornoaksi, terhidang dengan mudah dan "siap saji" dalam kehidupan anak-anak kita. Kita harus "siaga" dengan kondisi ini. Jazakumullah khoiron katsiro, artikel bunda sudah sangat mengingatkan. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah...bunda.
Alhamdulillah, Pak Raihana Rasyid. Aamiin.
Hehehe..., saya 100% ibu-ibu lho...bunda.
Astaghfirullahal 'adzim. Pangapunten ibu...( hehehe )
Judulnya menggelitik. Problem berat bagi orang tua dan guru untuk mengawal tumbuh kembang anak. Hanya bisa menghela nafas prihatin dengan kondisi sekarang bun
Tantangan bagi guru untuk mencari solusi juga, ibu.
Miris banget ya bu, kita hrs lebih memberikan perhatian pd mereka dg sentuhan hati dan ahama tentunya
Betul. Tugas kita menyisipkan pesan kala sedang pembelajaran di kelas. Semoga mengena dihati.
Astaghfirullaahal'adziin. Semoga peristiwa ini menjadikan pembelajaran bagi kita
Astaghfirullaahal'adziin. Semoga peristiwa ini menjadikan pembelajaran bagi kita semua. Tulisan yang sangat bagus bu...
Iya, Bund. Tapi sedihnya dapet curhatan lagi dari temen lain. Ada kasus serupa juga. Duuuch... Ngenes.
Na'udzubillahi min dzalik..semoga anak2 kita terhindar dari hal yang demikian..salam kenal bun...
Aamiin, Ibu. Salam kenal juga.
Salam kenal bu Isti..... heh.... diam2 lho pinter nulis opini juga, congratulation...
Ahaaaa... Bu Puji nich.
Do agree Mom... Cool!!! GO AHEAD!!!
Thanks., Pak Adnan. Jadi termotivasi bisa segera menywlesaikan buku ceritanya.