Kenapa Harus Jadah, Jenang, dan Wajik?
Dalam hampir setiap upacara adat atau hajatan masyarakat Jawa selalu disajikan makanan yang terbuat dari beras ketan. Saat pengantinan, termasuk rentetan aktivitas lainnya, seperti nontoni l(perkenalan), sisetan (lamaran), hingga resepsi pernikahan, KUA dari beras ketan nyaris wajib hadir. Tak pantas rasanya upacara adat Jawa tanpa kehadiran makanan olahan ketan seperti jadah (uli), wajik, jenang (dodol), dan mendhut.
Konon, sifat lengket olahan beras ketan ini dijadikan simbol untuk melekatkan hubungan mempelai laki-laki dan perempuan. Pengolahan nya yang membutuhkan ketelatenan, tenaga danw lebih juga membuat olahan beras ketan yang selalu awet ini layak dijadikan simbol. Ya, sebuah pekerjaan untuk mencapai tujuan hidup, kebahagiaan membutuhkan kerja keras dan kesabaran agar awet hasilnya. Begitu pun sebuah pernikahan.
Hubungan yang harmonis, saling terikat satu sama lain diikuti dengan kemauan kedua belah pihak untuk saling mengerti, saling mencintai, dan baju membahu akan mengantarkan pasangan pengantin mewujudkan keluarga bahagia selamanya.
Begitulah.
Sedikit saja ya. Hari ini lelah banget.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Makasih informasinya unda Isti..aku baru tahu ternyata itu loh kenapa harus ada gemblong, jenang dan wajik
Mantap dan trims Bunda Isti. Aku jadi tahu kenapa harus Jadah, Jenang, dan Wajik selalu ada dalam upacara adat termasuk perkawinan? Bukan di Jawa saja Bunda, di Minang juga. Hanya namanya Juadah, Kalamai, dan Wajik..
Filosofinya itu lhoIstirahat Bun klo lelah
Filosofi yang terkandung di balik semua penganan tradisional tersebut sungguh luar biasa. Terimakasih ilmunya Bunda Isti, selamat beristirahat.
Ngoten nggih bu. Matur nuwun ilmu ne
testurnya lembut, manis dan warnanya menarik. hijau dan putih, simple sekali tapi menewen ya bu