Istiqomah

Saya Widyaiswara di PPPPTK PKn dan IPS Malang. Menulis dan mengedit adalah pekerjaan yang saya sukai. Dari hobi bisa jadi sumber penghasilan dan meningkatkan ko...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kopi buat Ummi

Kopi buat Ummi

Sejatinya, saya bukan penggemar kopi sejati. Biasa-biasa saja. Maksud saya, kopi yang saya konsumsi belum sama dengan mereka para penikmat kopi sejati. Alih-alih fanatik dengan berbagai jenis olahan biji kopi murni dengan berbagai cara modern, saya lebih banyak terjebak pada kopi sachet murahan. Ya sebungkus yang dibandrol seribu hingga seribu lima ratus rupiah, cukuplah bagi saya. 

Kadang-kadang saja bila lagi mau melekan, saya akan berburu kopi murni. Atau kalau lagi beruntung saya dapat kopi berkelas dari daerah yang saya kunjungi saat pelatihan Sagusabu. Biasanya, saya suka mencicipi kopi khas di tiap daerah yang saya kunjungi. Kalau lidah saya bilang oke, saya pasti akan membelinya. Tak jarang saya beruntung diberi oleh-oleh kopi. Pokoknya dinikmati saji.

Nah, dari sekian kopi yang pernah saya nikmati, saya jatuh cinta pada kopi Gayo. Sampai-sampai hampir dua tahun tiap kali kopi saya habis, saya akan membeli lewat teman saya dari Aceh. Namun, akhirnya saya sadar. Kita tak boleh mencintai sesuatu secara berlebih-lebihan. Hihihihi. Saya diprotes sama anak saya yang penikmat kopi sejati. 

"Kopi enak itu bermacam-macam, Mi. Cobalah Mi biar gak kayak masakan aja. Umi kenalnya cuma penyet terong."

Haha asem ini anak lanang saya. Memang dia sempat punya warung kopi kecil-kecilan. Maunya sih membesarkan usahanya. Dia sempat ngajukan business plann pada abinya. Tapi, tampaknya sekarang dia lagi fokus dengan kuliahnya. 

Nah, alat-alat yang dia beli kan masih ada. Dia pun masih sering mencoba-coba membuat variasi hidangan kopi. Pernah juga ikut kursus. Entahlah kursus apa. Yang jelas urusan perkopian. 

Karena kesibukan saya dan selera kopi saya yang biasa-biasa saja, saya belum pernah dibuatkan kopi buatannya. Paling pun kalau dia lagi buat kopi, saya cuma minta diseduh kan segelas kopi susu. Kopi sachet tentunya. 

Hingga akhirnya, WfH tiba. Saya pun tertarik untuk menikmati hasil karyanya.

"Nyoba dong kopi istimewa buatanmu."

Sebulan yang lalu itulah kali pertama saya menikmati kopi buatannya. Hm ... Nikmat. Waaaah bisa ketagihan kalau kayak gini. Sejak itu nyaris tiap hari dia membuat kan saya secankir kopi. 

Kemarin, dia beli sebotol kopi susu dari sebuah kafe. Wuik, seratus ribu, katanya.

"Mahal amat," komentar saya.

"Tenang, Mi. Ini contoh buat Umi. Besok-besok saya buatkan sendiri buat Umi kalau Umi suka."

Oooh. Saya hanya mantuk-mantuk. Semoga suatu saat apa yang kamu pelajari hari ini berguna dalam hidupmu. 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sejuta rasanya kalau yang membuatkan buah hati kita ya, Bun

25 Apr
Balas

IyaApalagi ternyata rasanya memang uenak

25 Apr

Bunda minum kopi plus dingkonng rebus ha ha

26 Apr
Balas

Kalau membuat kopi itu dengan cinta, maka apa saja akan terasa nikmat

26 Apr
Balas

Hahaha... Bunda sampai mantuk-mantuk tanda setuju...indahnya berbagi.. semoga Bunda sehat selalu... salam bahagia

26 Apr
Balas

Amiin

26 Apr

wow, rasa sayang anak pada ibu, seratus ribupun gak masalah, apalgi uangnya jg dr uminya ha..ha., bu..masih ada kopi yg enak, yaitu dari papua,..belum nyoba ya..he..he., salam

26 Apr
Balas

Mau dooong dibagi

26 Apr

Masya Allah, kopi racinan ananda pasti paling maknyusss, karena ditaburi sedikit cinta dan doa. Selamat menikmati ngopinya bu. Semoga sehat n bahagia selalu bersama keluarga tercinta. Barokallah

26 Apr
Balas

Alhamdulillah

26 Apr

Harga juga berpengaruh pada rasa.

26 Apr
Balas

Itu lah ternyata

26 Apr

Saya pengen kopi buatan bunda.

05 Jul
Balas



search

New Post