Isti Yogiswandani

Just write when desire is coming, writting is a free way to ekspress........

Selengkapnya
Navigasi Web
Siapa sih Kamu?

Siapa sih Kamu?

Jum'at, 13 september 2019

Safira Nilakandi mulai menggoreskan pena di buku hariannya.

Siapa sih kamu, selalu membuntutiku dengan senyum manismu? Bahkan di saat berita viral di medsos, dan semua media tentang berpulangnya Bapak Habibie ke rahmatullah, foto masa mudanya yang sedang tersenyum menjelma menjadi dirimu. Senyummu menari-nari di pelupuk mataku...

Safira tersenyum sendiri. Dihentikan gerakan tangannya merangkai kata. Dirasa pikirannya mulai mengkhianati akal sehatnya. Bagaimana mungkin melihat Pak Habibie muda serasa melihat Pai yang sedang tersenyum. Dilihat dari Korea? Jauh amat....? Tidak kelihatan dong. Safira tersenyum sambil melanjutkan menulis.

Apakah kamu mengirim ilmu pelet Pai?, senyummu selalu membayangi langkahku. Saat ini aku sedang browsing timnas U19, kabarnya hari ini mereka akan berlaga melawan Filipina, aku tak ingin melewatkan pertandingannya, jadi aku ingin memastikan jadualnya. Tapi mataku malah menangkap foto para pemain lengkap. Dan hei, kenapa kamu ikut tersenyum di situ? Senyummu tersembunyi dalam wajah dingin Rendy Juliansyah, si wajah dingin yang menggemaskan.Senyumnya mirip kamu. Tengil!!!

Safira nyengir. Ah, tidak. Tentu saja tidak. Pai tak mirip Rendy yang cool. Pai adalah cowok galak yang suka marah-marah kalau dirinya akrab dengan cowok lain. Katanya bukan muhrim. Curang kamu Pai. Memangnya aku dan kamu muhrim? Safira tersenyum lagi, dilanjutkannya mengisi buku harian.

Pai, terima kasih ya kiriman coklat dan bunganya. Kenapa kamu baik sama aku? Aku jadi suka sama kamu. Suka lihat senyummu, dan suka senyum sendiri. Aku jadi takut kamu membuatku gila. Coklat dan bunga itu bukan guna-guna kan? OMG. Aku sedang melihat film jadul di televisi. Bintangnya Rhoma Irama. Dan tetiba....Oh, tidaaakkk!!! Tidak, senyummu tidak mirip Rhoma Irama....

Safira tertawa sambil menepuk keningnya. Dimatikan televisi yang sedang menayangkan film jadul.

"Dek, aku berangkat ke kantor dulu," suamiku sudah rapi dan menghampiriku. Kucium tangannya dan dikecupnya keningku. Kuantar Mas Pai sampai gerbang depan. Kutunggu sampai bayangan suamiku lenyap di tikungan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bikin penasaran...Mas Pai? Sukses dan salam literasi

14 Sep
Balas

Mas Paijo, hihihi.Sukses jg Bu Anik, salam literasi.

14 Sep



search

New Post