Merampungkan Puisi
Rasanya baru saja aku meninggalkan Shinjuku
Melupakan salju beku awal tahun baru
Tiba-tiba sekarang September sudah tua
Waktunya membuka kembali catatan sajak cinta
Air mata meleleh di halaman tengah
Penyair kurang ajar memeras perasaan
Entah kenapa aku masih betah sendirian
Berdiam di antara padang rumput, langit kelabu dan ngilunya rindu
Tempat yang kutinggali sekarang sedang musim bunga
Namun tidak ada satupun mekar di hatiku
Setiap kali aku memandang burung-burung beterbangan
Aku berharap dapat meminjam keriangannya
Masih di hadapan ilalang aku menyerbu kertas
Merampungkan puisi tentang patah hati
Memberi arwah pada tiap kata dan tanda baca
Memastikan bahwa mereka tak pernah mati
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereen diksinya Bunda
Terimakasih