Seorang Anak Di Pikiranku
Waktu telah mengutuk dirinya sendiri
Membiarkan seorang anak berhenti tumbuh di pikiranku
Tetap begitu seperti pohon bonsai yang ditekuk-tekuk
Dipahat seorang petani seniman yang tampan
Meski sekarang aku sudah punya anak-anakku sendiri
Seorang anak di pikiranku tak mau pergi
Tantrum, menjatuhkan diri pada semesta mimpi
Membingkai lukisan-lukisan dan karikatur delusi
Bekas luka dan kesepian yang menemani masa kecil anak itu
Menjadi liar, menguar seperti hantu
Menuntut kalender dan jam dinding memutar balik
Mengulang sebuah jalan hidup yang belum selesai
Aku tidak setuju, mencoba melangkah maju
Mencoba memasuki museum menawarkan cerita
Agar anak di pikiranku dan bekas lukanya
Dilepas, disimpan, dipamerkan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
mantap, Bu. Puisinya.
Terimakasih