Curhat Pagiku
Tantangan Hari Ke-87
#TantanganGurusiana
Dengan segelas teh hangat yang belum kuhirup untuk mengusir dingin pagi seperti biasanya.Bersama bantalan kursi yang masih porak poranda ,aku menghitung rintik hujan yang turun membasahi pagi.
Jalan sepi,biasanya pagi seperti ini jalan sibuk dengan kendaraan hilir mudik dan bisingnya suara klakson yang mendadak kurindukan pagi ini,aku melihat seorang lelaki paruh baya berjalan dibawah rinai di jalanan yang membentang sepi dan sendiri ,kepalanya merunduk seperti tengah mengangkat beban yg berat di kepala.
Dia ,lelaki paruh baya mempunyai kedai kecil ,sebelum pandemi covid-19,biasanya menjual minuman teh hangat,kopi ,lontong dan makanan kecil untuk sarapan di sebuah pangkalan angkot tak jauh dari rumahku.
Sejak pandemi ini,sekolah di liburkan dan pembelajaran berlangsung di rumah,angkutan umum di larang beroperasi dan pangkalan angkotpun sepi ,tiada lagi supir yang datang dan pergi untuk mampir sekedar sarapan atau menunggu antrian di kedai kecil lelaki separuh baya itu.
Aku mengalihkan pandangan ke kedai keci yang tertutup rapat itu,tempias rinai pagi melecut dindingnya yang terbuat dari kayu.
Aku menarik nafas dalam,kepalakupun tertunduk seperti lelaki separuh baya itu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ngopi dulu akh!
Ayuk...hehe..terimakasih sudah berkunjung