Puasa Ramadhan 1445 H hari ke-5

Quality Time

Puasa hari kelima kami jalani dengan enjoy. Hampir seharian tidak merasa lapar maupun dahaga. Sekali lagi, hal ini disebabkan cuaca di sekitar kami cukup mendukung. Mendung, angin semilir, dan sedikit gerimis sepanjang hari membuat kami merasa ringan melewati hari ini.

Hari kelima belum ada cerita sangat menarik untuk kami ulas. Hampir seharian hanya bersendau gurau dengan anak-anak dan istri. Di sela-sela waktu saya menyempatkan membuat jalur instalasi lampu di dekat garasi. Ini memenuhi permintaan istri yang beberapa minggu ini mengeluhkan garasi yang tiap malam selalu gelap. Wajar memang alasanya karena kami tinggal di rumah dinas bidan desa di kampung yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk. Selain jauh, rumah dinas kami memang kurang penerangan. Jika hujan tiba suasana jadi lebih sepi dan kurang gimana gitu.

Alhamdulillah, berbekal alat seadanya dan sisa kabel, saklar, dan piting bekas, instalasipun selesai kurang dari 2 jam. Kesuksesan ini berkat bantuan dari anak-anak kami Ibnu besar dan Ibnu kecil yang sigap mengambilkan alat setiap kali saya minta. Ketika saya terlanjur di atas tangga, maka selalu saya minta tolong mereka walaupun harus beberapa mengulang perintah karena ketidakpahaman mereka tentang alat yang saya minta. Ternyata, ketika kita kolaborasi itu suasananya terlihat asik banget. Fenomena yang jarang terjadi sebelum saya mutasi tugas dekat rumah tinggal. Saking terbawa suasana, jari saya yang masih sakit karena kena hantaman pukulan palu kemarin walaupun sering kesenggol, pikiran saya tidak merasakan sakit. Mungkin karena perasaan yang senang kali ya mampu menghipnotis diri untuk lupa sakit, hehehe.

Selepas membuat instalasi listrik, saya minta anak-anak menyalakan dari dalam. Saya minta yang kecil melihat di luar dan yang besar memencet saklar dari dalam. Seketika diklik lampu langsung nyala, terdengarlah keriuhan dan kebanggaan mereka karena misi berhasil. Layaknya sebuah team, mereka berdua langsung TOS. Saya senyum-senyum sendiri melihat keceriaan mereka. Saya jadi teringat ketika masih berdinas di luar kota. Boro-boro main bersama, wong saya datang saja kadang si kecil sudah tidur. Dan ketika paginya jam 04.00 saya berangkat lagi mereka belum bangun. Tapi bagi saya, seberat apapun pekerjaan, senyum mereka adalah semangat hidup. Letih, lelah, dan capek terbayar lunas saat mereka menyambut kepulangan saya. Dengan bahagianya mereka menyambut dari dalam, "hore, ayah pulang. Ayah pulang, ayah pulang, horeee". Mak cless rasanya hati saya. Segitu besarnya rasa rindu mereka. Begitu bahagianya mereka ketika bersama.

Kini sudah terbayar. Kami sudah bisa setiap hari berjumpa. Namun demikian, saya masih merasa ada yang kurang. Kebersamaan yang hanya terjadi ketika pukul 05.00 - 06.00 dan 18.00 - 20.30 menurut saya harus diperbaiki. Anak-anak butuh waktu lebih untuk mengenal sosok ayahnya lebih dalam. Mereka butuh penguatan dan pengakuan yang besar dari ayahnya atas segala pencapaian dan cerita-ceritanya. Terimakasih anak -anakku.

Hari ke-5 puasa ramadhan bertepatan dengan hari Sabtu. Hari di mana saya libur dan anak-anak juga masih libur awal ramadhan. Kami sengaja meluangkang waktu untuk bersama seharian agar lebih menguatkan ikatan batin dan fisik diantara kami. Terimakasih hari ini Ya Alloh untuk quality time bersama anak-anak dan istriku. We love you so much.