Iwan Kurnianto

Guru sederhana yang bermimpi meraih bintang-bintang kehidupan dan membaginya untuk semua....

Selengkapnya
Navigasi Web
Ronda Malam

Ronda Malam

Malam itu tak seperti biasanya di kampung kami. Suasannya sedikit horor. Ada isu yang sedang santer terdengar: babi ngepet.

Sejak sore warga sudah bersiap. Semua siaga dengan perlengkapan masing-masing. Ada yang bawa pentungan, tali tambang dan senjata tajam. Saya tidak tahu sebenarnya yang sedang terjadi. Namun, isunya terlalu santer terdengar hingga anak-anak. Sontak, semuanya menjadi was-was.

"Ayo kita sisi mulai dari rumah paling pinggir", kata Pak RT yang kebetulan memimpin langsung ronda malam itu.

"Siap, Pak", jawab warga yang tergabung dalam team Pak RT.

Jadi, malam itu, warga dibagi menjadi 3 team. Satu team menyisir wilayah barat, dua team lainya menyisir sebelah timur yang kebetulan berbatasan langsung dengan sungai.

"Krusek", tiba-tiba terdengar suara daun kering yang terinjak.

"Ssstttt, waspada. Musik ada di sekitar kita", instruksi Pak RT.

Sepinya malam dan jumlah team yang hanya tiga orang membuat Pak RT sedikit ciut nyali.

Pelan-pelan mereka mulai menyorot area gelap di sepanjang barongan (pagar desa yang berupa kumpulan pohon bambu lebat memanjang).

Tiba-tiba tercium bau bunga melati yang sangat menyegrak hidung. Sebentar kemudian berganti bau singkong rebus di sekitar barongan.

"Yuk, kita kembali. Aman", kata Pak RT yang sedikit takut sambil melangkah pelan meninggalkan barongan.

Bau-bau itu terus tercium oleh semua anggota team. Satu-persatu bulukuduk mereka berdiri. Leher mereka juga seperti sedang ada yang memegang. Pak RT mempercepat langkahnya. Anggota lainyapun tak mau ketinggalan. Mereka terengah-engah. Langkah kaki mereka terasa sangat berat dan seperti ada yang memegangi.

Pak RT dan team mempercepat lagi langkahnya. Namun usahanya sia-sia. Kaki rasanya kaku tak bisa digerakkan.

Di setiap langkah team, bau melati dan singkong rebus seolah mengikutinya. Terlebih, seperti ada bayangan putih yang semenjak tadi mengikuti dari balik semak-semak.

Tiba-tiba, "kruusekk", sosok tua renta berpakaian putih dengan membawa tongkat sudah berdiri di depan mereka.

"Ampun, Mbah...ampun..ampun", kata Pak RT dan team sambil menunduk terdiam. Tak ada satupun yang berani menatap sosok berbaju putih tersebut. Kaki Pak RT dan team ngoplok bergetar. Detak jantung Pak RT berdetak kencang. Udin salah satu anggota team tidak sengaja pipis di celana.

Hampir 2 menit mereka terdiam tanpa kata. Apalagi sosok putih tersebut terlihat semakin mendekat dalam lirikan Pak RT. Jantung Pak RT semakin berdetak kencang.

Dan tiba-tiba,,,,,

"Pak RT, dana BLT sampun cair dereng? Putu kulo pun nggegeri nyuwun mobil-mobilan remot kontrol", suara Mbah Tarjo lirih terdengar di depan rombongan Pak RT yang sedang tertunduk lesu tadi.

"Gubrakkks $#-@&+!¡!??. Terdengar keras seperti suara duren jatuh secara rombongan. Pak RT lemes, semaput dan dada megap-megap karena merasa kena PRANK Mbah Tarjo yang muncul tiba-tiba di hadapanya.

*Tamat*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post