Iwan Rudi Setiawan

Selalu terlambat, namun terus mengejar ketertinggalan ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Dilan dan Milea dalam Pembelajaran

Digital Learning dan Milenial Aktivitas, demikian penulis mengakronimkanya untuk kata Dilan dan Milea.

Nama Dilan dan Milea mulai ngetop di awal januari tahun 2018, setelah film “Dilan 1991” mulai diputar di bioskop-bioskop. Film tersebut diangkat dari sebuah novel yang berjudul “Dia adalah Dilanku” ditulis pada tahun 1991 oleh pengarang muda bernama Pidi Baiq

Dalam debat Capres ke 3, Pak Jokowi melontarkan juga kata Dilan, yang merupakan akronim dari Digital Melanjutkan. Atau Gubernur jawa Barat pun memberikan sebutan taman untuk masyarakat dengan nama “Taman Dilan”.

Penulispun ikut-ikutan ingin membuat akronim tentang Dilan dan MIlea, yang tentu saja dihubungakn dengan dunia guru an dunia pembelajaran. Kita sebut saja Digital learning dan Mileal Aktivitas. Mengapa seorang guru ikut-ikutan? Disinilah tugas guru sebagai penyebar ilmu, harus selalu mengikuti jaman dan mengikuti tren. Apa jadinya jika nanti dianggap guru Jadul (jaman dulu) dan gaptek

Perubahan sikap siswa anak SMP Dan SMA sekarang menjadi generasi milineal, adalah sebuah generasi yang tidak terlepas dari dunia internet, dan gadget,. Generasi yang dengan secara cepat dapat mengakses segala macam perubahan yang terjadi di dunia, perubahan gaya hidup, transformasi informasi, hingga bagaimana cara melakukan kerjasama dengan yang lain.

Melihat kondisi siswa jaman now, maka bagi seorang guru perlu mewaspadai dan perlu mengantisipasi kondisi tersebut, dengan demikian seorang guru harus mampu menjadi penyeimbang siswa yang secara masif telah banyak menggunakan teknologi.

Digital learning adalah sebuah strategi pembelajaran berbasis daring dan luring, sehinggga dalam proses pembelajaran akan memanfaatkan teknologi bersifat daring dan luring. Dengan demikian aktivitas siswa yang jiwanya Milenialnya tidak akan terhambat.

Apa sih manfaatnya Dilan? Dengan Dilan guru tidak akan lagi banyak berbicara, biarkan HP anak-anak yang sudah terisi dengan materi pembelajaran, bahkan tidak lagi menggunakan infokusm selanjutnya berilah kesempatan anak-anak untuk bertanya tentang materi dan kita menjelaskannya secara luring.

Melalui Dilan akan terjadi paperless. Tugas-tugas siswa bisa dikumpulkan lewat email, atau Japri (jaringan Pribadi) melalui WA, bisa juga diistilahkan dengan PM (personal Massage) istilah anak-anak.

Guru sudah merencanakan kegiatan dari awal, tidak datang ke sekolah mencari cari materi yang akan dibahas, dengan demikian guru ke kelas kurang merencanakan secara matang.

Pada akhirnya penulis berharap semoga jaringan internet bisa masuk ke peloksok-peloksok, dan harga koutanya tidak mahal seperti sekarang ini.

Selamat datang pendidikan abad 21.

Curat-coret saat mengawas UNBK

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren. Semoga semua guru Indonesia bisa menjadi Dilan dan Milea. Sehingga tak di cap sebagai guru jadul. Salam literasi...

10 Apr
Balas

sama-sama bu Noerhayati, terima ksih telh mampir ditulisan saya

10 Apr

bebas saja

15 Feb
Balas

keren pak, sangat menginspirasi. boleh saya copas kata kata dilan dan milea nya pak?

27 Sep
Balas



search

New Post