Iwan Setiadi

Guru Matematika pada Madrasah Aliyah Al Wathoniyah 43 Jakarta. Makin gemar belajar menulis setelah bergabung dengan gurusiana. Salam literasi...

Selengkapnya
Navigasi Web
 Amatir atau Profesional?
Foto: pinterest.com

Amatir atau Profesional?

#Hari_Ke 30 Tantangan Menulis 30 hari Gurusiana

Selepas berjemur badan pagi ini, aku membuka pintu rumahku. Udaranya sudah cukup hangat. Terkadang hembusan angin dari pohon Melati Belanda samping rumah, menyapu wajahku. Aku mengamati sekitar halaman rumah. Halaman sebelah kiri terlihat sudah sangat rimbun oleh pohon Cemara Udang. Batang pohonnya sudah cukup besar. Ranting-rantingnya menjulur ke segala arah. Daunnya yang menyerupai rambut kering banyak berguguran.

Di bawah pohon Cemara Udang ada beberapa pohon bunga Soka. Ada bunga Soka yang berwarna merah, kuning, dan jingga. Daunnya pun sudah menjulur tidak beraturan. Belum lagi tanaman Kumis Kucing yang tumbuh di berbagai tempat. Rasanya sangat mengganggu pandangan mata.

Sejak masa pandemik Covid-19 ini, kami sudah tidak mempekerjakan asisten rumah tangga. Alasannya sederhana, kami saling menjaga kesehatan diri masing-masing. Dulu si mbak yang rajin mengurus taman. Setiap hari tanaman disiram. Rumput yang mulai meninggi dicabuti dan dipotong. Pohon-pohon yang kelihatan rimbun dipangkasi tanpa menunggu perintah.

Tak perlu lama aku mengamati pepohonan di halaman rumah. Segera aku masuk ke dalam rumah mencari gunting pemotong tanaman. Aku buka kotak perabotan, tempat di mana biasanya gunting itu ku simpan. Setelah menemukan gunting tersebut, aku kembali keluar rumah. Akhirnya, aku coba memangkas pepohonan itu. Pohon-pohon bunga Soka, aku pangkas menjadi setinggi pinggangku. Bagaikan tukang kebun di kompleks, aku coba ikuti gaya potongan mereka. Hasilnya lumayan bagus dan aku cukup senang.

Aku lanjutkan dengan memotong pohon Kumis kucing. Pohon yang tumbuh tidak sesuai dengan keinginan, aku cabuti. Pohon Kumis Kucing yang sudah aku potong, daun-daunnya aku cabuti. Daun Kumis Kucing bermanfaat untuk mengobati sakit buang air kecil. Jemur hingga kering kemudian daunnya direbus. Air rebusannya bisa diminum selagi hangat.

Terakhir, aku potong ranting-ranting Cemara Udang. Sudah sangat tinggi tumbuhnya. Tanganku tidak bisa meraihnya. Aku coba mendapatkannya dengan bantuan sapu lidi. Ranting yang sudah ku raih, dipotong sedemikian rupa agar membentuk piring. Hasilnya cukup indah seperti hasil potongan tukang kebun profesional.

Kini halaman depan rumahku sudah nyaman dipandang. Tetapi tadi sore kulihat agak panas. Tidak ada lagi yang menutupi sebagian tanaman pakis di teras rumahku.

Jakarta, 15 Mei 2020

Iwan Setiadi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak. Terimakasih tips nya.

15 May
Balas

Sama sama Bu Wigati

15 May

mantap pak.... badan sehat rumahpun bersih

15 May
Balas

Benar Bu,hehehe... Terima Ibukasih Bu Lili Herawati

15 May



search

New Post