Iwi Dayati

Assalamualaikum wr wb Perkenalkan nama saya Widayati, M.Pd. Saya seorang guru yang mangampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Saya menjalami profesi gur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Webinar PMT 124

Webinar PMT 124

Webinar Persiapan PMTT

Sabtu ini kami. para orang tua murid SMPIT Iqro mengadakan parents meeting yaitu webinar tentang persiapan PTMT atau pertemuan tatap muka terbatas. Kali ini narsumnya adalah ibu Rina, Seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Jepang bersama keluarganya dan menjadi pengasuh atau pembina di Pesantren Sahid Bogor.

Dalam kesempatan itu Bu Rina menyampaikan bahwa PTMT menjadi harus dilakukan karena ada yang tidak bisa diajarkan secara daring atau dilakukan oleh teknologi secanggih apapun. Apa itu, yaitu transfer nilai atau akhlak bagaimana Bung anak-anak membutuhkan contoh selain orang tua yaitu guru hanya dengan guru anak-anak bisa belajar disiplin, belajar bertenggang rasa, belajar bertanggung jawab dan sebagainya

Dan untuk bentuk pesantren sebetulnya lebih memungkinkan PTM karena ketika mereka sudah mulai berkumpul atau bersekolah. Otomatis mereka dipulangkan setelahsatu bulan atau tiga bulan. Atau bahkan ada yang satu semester tidak kemana-mana, di situ dengan orang-orang yang itu itu juga.

Namun, bagaimanapun juga kita tetap harus mempersiapkan segalanya dengan baik. Apalagi jika anak sudah sekian bulan melakukan sekolah daring. Jelas ada kebiasaan yang berbeda 180° ketika nanti harus mondok.

Salah satunya adalah penggunaan HP. Di pondok anak-anak tidak bisa dan tidak boleh menggunakan HP. Tetapi justru kebalikannya, ketika belajar daring HP menjadi satu-satunya alat atau sarana pembelajaran yang dilakukan siswa. Jika tidak sejak awal anak dilatih untuk mengurangi kedekatannya dengan HP agak sulit ketika nanti anak melakukan PTM di pondok.

Rasanya bukan hanya anak yang butuh pelatihan, orang tua pun membutuhkan sosialisasi PTM. Narasumber mencontohkan PTM yang dilakukan di pesantren as-syahid yang merupakan salah satu pesantren binaannya.

Di sana mau tidak mau. suka tidak suka anak harus ikut peraturan yang terkesan lebih ketat dibandingkan sebelum adanya pandemi. Bila sebelum pandemi anak-anak bisa pulang pada hari Sabtu dan Ahad, maka saat pandemik ini anak-anak hanya dibolehkan pulang setelah tiga bulan. Jadi setelah PTS mereka diberi kesempatan pulang selama sepekan. Setelah itu meret masuk lagi pesantren. Nanti begitu selesai PAS mereka boleh pulang sebagai libur akhir semester.

Jadwal penjengukan biasanya ditentukan satu bulan sekali. Itu pun dengan jarak jauh sekitar tiga meter dari sang anak. Hal yang seperti ini pun masih dilanggar oleh orang tua sehingga menimbulkan dampak yang bisa mengganggu stabilitas PTM. Dan hal ini bisa berakibat kembali ke sekolah daring

Agar PTM terbatas bisa berjalan dengan baik dan kondusif maka peran orang tua sangat diperlukan agar bisa bersinergi dengan peraturan yang ditetapkan di pesantrenl.

.

Jakarta, 25 September 2021

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen reportasenya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi!

25 Sep
Balas

Alhamdulillah

25 Sep
Balas

Semoga sukses selalu dan tetap istikomah

25 Sep
Balas



search

New Post