"Maaf ya."

Kata sederhana ini mungkin sangat mudah untuk diucapkan. Sangat ringan untuk dikatakan. Tetapi luar biasa sulitnya untuk dikerjakan. Entah apa sebabnya. Padahal sebenarnya gampang saja kan. Apa sih susahnya meminta maaf. Hitungan detik selesai. Tidak ribet membutuhkan proses yang panjang.

Secara teori emang benar. Tidak ada hal yang sulit ketika ingin meminta maaf. Hanya terkadang ego diri yang menguasai hati lebih dominan. Merasa diri tidak melakukan kesalahan. Jadi buat apa meminta maaf?

Apalagi terkadang diri kita merasa lebih segala-galanya dari orang lain. Merasa lebih punya jabatan, merasa lebih kaya, merasa berasal dari keluarga yang lebih terhormat, merasa lebih pintar, merasa lebih tua.

Ada juga gengsi yang terlalu tinggi menguasai hati. Merasa jatuh harga dirinya ketika harus mrminta maaf. Apalagi ketika diri kita yakin bahwa kita tidaklah salah merasa paling benar. Jadi kenapa harus kita yang memulai. Dia dong yang meminta maaf duluan, kan dia yang memulai masalah ini.

Padahal meminta maaf itu adalah salahsatu bukti kerendahan hati sekaligus keberanian diri. Mudah mengucapkannya tetapi sangat berat untuk dikerjakan. Dengan meminta maaf kita akan meminimalisir permusuhan antara sesama. Meminta maaf akan meredam kemarahan seseorang sehingga tidak muncul rasa ingin membalas kejahatan serupa.

Jadi, apakah kita berani meminta maaf?