Tono sangat menyukai Tuti, seorang gadis yang sangat cantik. Tuti baru saja tamat SMA dan ingin bekerja untuk membantu ibunya yang sudah janda. Tuti dan ibunya hanya tinggal berdua setelah ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu. Semenjak ayahnya meninggal Tuti dan ibunya mengalami kesulitan ekonomi, membuat tuti terpaksa mengubur cita-citanya.

Sentulahlah ia tepat dihatinya, sebuah lirik lagu yang tertanam dalam hati Tono. Dia berencana untuk menarik perhatian Tuti dengan mengambil hatinya. Pertama Tono mendekati ibu Tuti agar jalannya mulus untuk melancarkan keinginannya. Setiap hari Tono datang ke rumah Tuti dan membawa berbagai macam buah tangan untuk Tuti dan ibunya. Sehingga ibu Tuti selalu menemani Tono ketika bertamu. Usahanya tidak sia-sia, Tuti mulai menaruh perhatian padanya. Ibunyapun seperti memberi angin segar pada Tono.

Suatu hari Tono berniat menggungkapkan isi hatinya pada Tuti. Segera ia menyusun kata-kata untuk diungkapkan pada Tuti. Ketika sampai di rumah Tuti, ia melihat ada yang duduk di ruang tamu. Segera Tono berlutut dan meraih tangannya. Sambil memejamkan mata untuk menghilangkan rasa gugupnya, Tono mengungkapkan perasaannya dan memasangkan cincin di jari manis. Ketika Tono membuka mata tampak ibu Tuti tersenyum malu-malu sambil mencium cincin pemberian Tono di jari manisnya. Sementara Tuti memberi selamat untuk ibunya sambil tersenyum senang.