Adelia memandang sekelilingnya, yang tampak hanya gelap.  Dia tidak tahu sedang ada dimana dan bagaimana dia tiba-tiba berada ditempat ini. Adelia ketakutan karena dia hanya sendirian. Bulu kuduknya berdiri, dia terus melangkah tampa tahu arah mana yang ditujunya. Tidak ada seorangpun yang tampak, dia benar-benar sendirian di tempat yang asing dan gelap gulita.  Kiri dan kanan jalan setapak yang dilaluinya hanya ada pohon besar. 

Adelia berjalan setengah berlari, tiba-tiba dari kejauhan dia melihat sesosok bayangan hitam yang bergerak. Rasa takutnya  makin besar, dia mempercepat larinya. Bayangan itu mengejarnya, semakin lama semakin dekat. Adelia tak sanggup lagi berlari, dia tersandung dan terjatuh. 

Adelia hanya bisa pasrah ketika bayangan itu berada di depan matanya. Dengan bantuan cahaya bulan yang memantul, terlihat jelas wajah yang sangat menyeramkan, dari mulutnya mengalir darah segar. Adelia semakin ketakutan, ingin dia berteriak sekuat tenaga namun mulutnya seakan terkunci. Hanya erangan kecil yang bisa dia dengar dari bibirnya yang pucat dan gemetar, matanya dipejamkannya. Sosok itu merunduk seperti ingin mencekiknya. Adelia terkejut dan membuka matanya, dia memandang ke sekeliling kamar dilihatnya suaminya berusaha membangunkannya dari mimpi buruk yang dialaminya.