Jab Ria

Lahir di Pinrang pada tanggal 05 September 1971. Mengajar sejak tahun 1998 hingga kini. Sekarang mengembang amanah sebagai pendidik di SMAN 11...

Selengkapnya
Navigasi Web
KEHILANGAN PENGLIHATAN
Pixabay image

KEHILANGAN PENGLIHATAN

#Tantangan Menulis Gurusiana (9)

KEHILANGAN PENGLIHATAN

Karya : Jabariah Abbas

***

Vaksin sinovac yang diproduksi di Negeri tirai bambu telah didistribusi ke berbagai wilayah Indonesia. Jumlahnya masih terbatas karena itu pemberian ke masyarakat berlangsug bertahap. Pemerintah sangat menekankan agar masyarakat patuh dan tidak membandel. Penyuntikan lebih awal diberikan kepada tenaga medis yang bekerja di garda terdepan serta tenaga kependidikan sebagai langkah awal memulai pembelajaran luring. Pemberian vaksin pada guru juga dimaksudkan untuk mencegah timbulnya cluster baru penyebaran covid di lingkungan sekolah bila pembelajaran tatap muka dilaksanakan.

Sebagai seorang guru, Ibu Rani mengikuti himbauan tersebut. Antrian panjang pengambilan nomor urutpun diikutinya dengan memperhatikan protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak. Bagian yang melelahkan baginya yang sedang berpuasa, apalagi ia harus berjuang melawan trypanophobia yang dideritanya sejak kecil. Ketakutan pada jarum injeksi yang akan memasukkan cairan di balik jaringan kulitnya. Ibu Rani menjalani rangkaian ini dengan hati yang terpaksa. Ia tak peduli dengan iming-iming sertifikat pasca vaksin yang akan diterimanya. Ia lebih bersedia divaksin dengan vaksin merah putih produk anak bangsa, lebih nasionalis.

Setelah mendapatkan vaksin, keadaan Ibu Rani memburuk. Dalam perjalanan pulang ia mersakan kesehatannya menurun, mual-mual, pening, dan tubuhnya mengeluarkan banyak keringat dingin. Jalannya tertatih-tatih, dan lebih parah lagi karena ia tak dapat melihat dengan jelas, pandangannya kabur. Ia lalu menyalahkan Sang dokter yang telah menyuntiknya dan berniat untuk melaporkannya ke penanganan gugus covid. Ia pun mendatangi Sang dokter, namun sebelum dipersilahkan untuk duduk, sang dokter menyampaikan kalau kacamata Ibu Rani terlupa di atas meja pemeriksaan. "Ibu kuteriakiki tadi kalo talupai kacamatata tapi tidak tadengari" akhirnya Ibu Rani memohon maaf karena telah tergesa-gesa memvonis dan bersangka buruk terhadap dokter tersebut.

***

Parepare, Selasa 04 April 2021 (14:02)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget sappo. Twitsnya indah sekali

04 May
Balas

Alhamdulillah...terimakasi Sappo..sehat dan sukseski selalu...selamat menjalankan inadah di hari-hari terakhir ramadan...semoga kita menjadi hamba yang nertaqwa..aaamin

05 May



search

New Post