Jamal Passalowongi

penulis adalah guru di SMAN 6 Barru Sulawesi Selatan...

Selengkapnya
Navigasi Web
DIALOG SANG JANIN

DIALOG SANG JANIN

Gina mendekat memperhatikan gumpalan merah yang tiba-tiba berubah bentuk, menjadi sosok tubuh lunak, mula-mula matanya tumbuh, diikuti hidung, mulut, dan telinga. Sejurus kemudian terbentuklah rupa dengan tubuh lunak, Ia melirik kearah Gina yang sedang memperhatikannya.

“Mengapa kamu perhatikan aku” Suara sosok itu tampak sedikit bergetar, namun ada ketegasan di dalamnya.

Gina sempat kelabakan, untuk melihat saja sosok menggumpal yang tiba-tiba berbentuk makhluk lunak membuatnya tidak tidak bisa berkata apa-apa. Ia shoc berat, tubuhnya panas dingin dengan terbata-bata Ia menjawab saja sekenanya.

“Tidak..tidak...Aku heran, siapa kamu?” Gina serasa diliputi perasaan yang tidak dapat dilukiskan.

“Aku seorang Janin, aku lahir dari rahim-mu.” Janin itu menjawab membuat tubuh Gina terasa lumpuh

“Tapi bagaimana engkau berubah seperti itu?” Gina terbata-bata, tubuhnya tambah panas dingin

“Aku, berubah sesuai dengan kondratku.” Tanpa diminta janin itu kemudian menjelaskan pada Gina.

“Aku bertumbuh sesuai dengan hukum alam yang diberikan padaku, Kami adalah makhluk pasif yang berada dalam rahim, hanya menunggu dan menunggu apa yang datang dari luar. Ibulah dan lingkungannya yang mendukung pertubuhan kami.” Sambil menjelaskan janin itu mengambil gumpala darah dari dalam tubuhnya yang lunak.

“Kamu lihat gumpalan darah ini. Ini adalah dasar pembentukan kami. Kami biasa juga disebut fetus dan berkembang mulai dari bulan pertama, kedua sampai ke sembilan, perkembangan itu sudah tertulis dalam kitab suci. akan tetapi...?” Janin tidak melanjutkan, wajahnya tiba-tiba muram seperti ada beban berat pada kata-kata terakhirnya.

Gina merasa tidak enak, Ia tiba-tiba merasa kasihan dengan sosok itu, wajahnya menyiratkan kesedihan, ia mencoba untuk memeluknya tetapi janin itu menolak dan melanjutkan ocehannya dengan wajah yang sedikit ditegarkan.

“Sayang sekali, kadang kehadiran kami dinantikan, dan juga kadang tidak diharapkan.” katanya agak sedih.

“Apa maksudnya itu” Gina mencoba menimpali, Ia memperlihatkan sikap simpatik terhadap sosok itu.

“Yah... diharapkan oleh mereka yang tidak memiliki anak, meneruskan keturuan mereka, bahkan ada yang sangat serius berobat kesana-kemari hanya untuk mencari kami. tetapi dilain hal, banyak juga yang kemudian dengan sengaja merenggut hidup kami yang lemah ini.”

“Siapa mereka, mengapa ada yang sekejam itu pada kalian, kalian benar-benar lemah, seharusnya dilindungi” tiba-tiba Gina setengah berteriak sedikit geram mendengar pernyataan sosok tadi.

“Mereka adalah Ibu-ibu palsu, yang memiliki rahim Ibu tetapi tidak ingin menjadi ibu, mereka adalah ibu palsu yang menjual rahimnya demi kesenagan dunia. Aku muak dengan mereka tetapi kami tidak bisa memilih, setiap rahim adalah kehormatan, kami tetap harus berada di sana dengan waktu yang ditentukan. Tetapi ibu-ibu palsu ini dengan sengaja menggugurkan kami, mereka melakukan aborsi pada kami yang tidak mereka harapkan.” Tampak muka Si Janin agak memerah, tampaknya Ia terbawa emosi, tubuh lunaknya bergoyang-goyang.

Ia kemudian melanjutkan sambil menyebut data dari Australian Consortium For In Country Indonesian Studies menunjukan hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43 persen aborsi per 100 kelahiran hidup. Aborsi tersebut dilakukan oleh perempuan di perkotaan sebesar 78 % dan perempuan di pedesaan sebesar 40 %. menurutnya sikap ibu palsu ini tidak dapat dia terima, mengapa mereka yang harus menjadi korban padahal mereka adalah makhluk suci yanng seharusnya dijaga kesuciannya.

Gina tidak tahan melihat kesedihan sosok di depannya, hatinya luluh Ia juga tidak tega mendengar penderitaan janin-janin yang digugurkan, bahkan bertambah saja setiap tahunnya, padahal banyak juga orang-orang yang mendambakan memiliki anak tetapi belum mendapatkan berkah itu, ah..sayang sekali.

Tidak berapa lama Gina melihat sosok di depannya tiba-tiba bergoyang keras, tubuhnya yang lunak seperti akan menguap, dan sepertinya memang demikian, sedikit demi sedikit tubuhnya menguap ke udara, wajahnya terseyum pada Gina yang sendang duduk tidak bergerak.

“Aku akan pergi, terima kasih mendengarkan keluhanku, Aku senang disini untuk beberapa saat bersamamu tetapi tampaknya kita belum berjodoh, semoga next time kita bersua kembali, Aku menyayangimu, kau bukan mereka ibu palsu, kamu adalah calon ibu sejati, selamat tinggal.” Perlahan seluruh tubuh Janin itu menguap ke udara kemudian hilang.

Melihat itu Gina tiba-tiba sedih, ada perasaan sayang pada sosok Janin tadi, tetapi entah kenapa sosok itu pergi, Gina merasa bersalah tetapi Ia tidak mengetahui mengapa Ia merasa bersalah.

“Gin...Gin..Gina sayang bangun, bagun” suara serak mama di samping Gina berusaha membangunkan Gina yang sendang pingsan.

Lamatt-lamat suara itu kemudian membangunkan Gina, Ia melihat sekeliling, tampak ruang putih bersih dengan jendela terbuka. Ada ibu bersama Suaminya Anri di sampingnya. Kini Gina ingat sekarang Ia ada di rumah sakit Keramat Jati. Semuanya terjadi kemarin, Gina bersama suaminya naik motor dari rumah menuju Mall, tiba-tiba mereka diserempet angkot yang ugal-ugalan. Kejadiannya begitu cepat keduanya terlempar dari motor, Gina tidak bisa berbuat apa-apa, kehamilannya yang sudah mulai menginjak 5 bulan harus ia relakan.

Gina mengingat mimpinya berdialog dengan sosok Janin, Ia pun kemudian terisak pelan, sang Janin telah pergi, lepas darinya, tetapi ia ikhlas, semua pasti sudah direncanakan. Ada rencana terbaik yang disiapkan Tuhan untuk-nya, Gina yakin itu seyakin sang Janin.

--selesai--

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren banget dialog antara janin dan Gina. Pakai data pula. Top dah.

27 Jul
Balas



search

New Post