Lingkungan yang merupakan tempat bagi segenap ilmuwan, nyaman itu harapan utamanya. Sekolah salah satu tempat mencari ilmu terus mendapat perhatian baik dari kalangan masyarakat maupun pemerintah. Di era globalisasi, pendidikan di Indonesia menjadi topik utama. Bangsa yang besar diiringi dengan pesatnya perubahan moral. Mampukah guru mengubah karakter siswa di sekolah?

Perilaku siswa yang beraneka ragam di sekolah terkadang ada hikmah dibalik itu semua. Kegiatan belajar mengajar harus seiring antara siswa dengan guru. Kemampuan setiap pribadi siswa merupakan krodrat yang tiada tara. Perbedaan masing-masing individu harus terus dihargai dan dikembangkan. Kebebasan setiap siswa tidak tanpa batas, akhlak yang akan membentengi. Sekolah tempat pembelajaran tentunya peranan seorang guru amat dibutuhkan. Kesuksesan seorang siswa merupakan dambaan tersendiri dari orang-orang yang berada disekitarnya.

Kesan pertama haruslah meyakinkan karena akan membawa mereka sampai tamat disuatu sekolah. Awal masuk sekolah semua elemen sekolah harus betul-betul penuh persiapan. Tindak kekerasan di sekolah sudah tidak zamannya lagi. Pemerintah melalui menteri Pendidkan dan Kebudayaan membuat peraturan No.18 tahun 2016 tentang pengenalan lingkungan sekolah bagi siswa baru. Kegiatan lingkungan sekolah bertujuan untuk mengenalkan program-program sekolah serta sarana dan prasarana yang terdapat di dalamnya. Sehingga mereka dapat mengetahui teman-teman barunya (www.bangsaku.web.id). (Diakses pada tanggal 27 Januari 2018). Peranan guru amatlah penting karena akan membawa menjadi sekolah yang memiliki nama yang besar. Seorang siswa tidak lagi mengatakan sekolah dari pada tetapi menjadikan sekolah tujuan.

Persiapan seorang guru harus dimulai dengan benar, baik dari segi kemampuan keilmuan maupun mentalnya. Tidak ada lagi terjadi kesenjangan antara siswa dengan guru. Jiwa besar seorang guru yang akan membawa kesuksesan siswanya. Manakala masuk kelas penataan hati sangat dibutuhkan, terkadang rasa cemat itu harus dibuang jauh-jauh. Keikhlasan guru akan membawa seorang siswa mudah dan tidak menerima ilmu yang disampaikannya. Jangan katakan mereka kurang pandai, tidak seperti saya ketika jadi siswa. Sentuhan dan belaian tangan-tangan halus yang sangat dirindukan. Mereka itu sebenarnya bisa mengerjakan apa yang disampaikan asal seorang guru pandai mengelola antara materi dengan keadaan siswa. Bukan lagi seorang guru membuat pembelajaran ortodok. Jika ketika mengajar semua guru menggunakan waktu semaksimal mungkin. Perasaan setiap siswa akan merasa diperhatikan seutuhnya. Meminimalisasi ketidakbisaan seorang siswa harus ada disetiap hati seorang guru. Jangan sampai rasa bosan muncul ketika akan masuk kelas. Oleh karena itu niat terus dibiasakan.

Pertama kali seorang siswa masuk sekolah yang baru, memberikan banyak teka teki. Kesantunan siswa pada kakak kelasnya akan membawa mereka merasa nyaman. Karena itulah, pada pengenalan lingkungan sekolah bukan lagi ditangani siswa, tetapi langsung oleh guru. Kekerasan yang terkadang membuat siswa yang baru masuk menjadi momok. Sekarang sudah bukan zamannya lagi, kakak kelas yang membantu dalam acara pengenalan lingkungan sekolah sudah dibekali dengan perasaan simpati maupun empati. Siswa yang menjadi pendamping guru itupun bukan sembarang anak. Mereka berada di organisasi sekolah yang resmi yaitu OSIS. Siswa yang berada di dalamnya sudah dibekali dengan pengetahuan yang cukup untuk menghadapi siswa baru.

Masuk pertama sekolah bagi siswa baru, orang tua harus mengantar. Karena perasaan terlindungi akan mereka bawa. Kedekatan orang tua dengan anaknya ketika memasuki sekolah yang baru memiliki arti yang sangat dalam. Anak akan merasa terlindungi karena kenyamanan ketika dekat dengan orang-orang yang dicintai. Begitu di sekolah akan diterima oleh guru-guru yang penuh semangat. Keceriaan dari setiap komponen sekolah merupakan modal utama bagi siswa yang baru masuk. Kesan pertama yang dirasakan akan berbekas sampai mereka dilepaskan dari sekolah yang ditinggalkan.

Duhai guru, doamu yang selalu diidamkan oleh setiap siswa ketika belajar. Tugas mulia yang disandang akan menghantarkan para siswanya menuju kesuksesan. Keikhlasan yang dimiliki setiap guru selalu dinanti di masa mendatang oleh siswanya. Penampilan dan tutur kata guru pertama kali ketika masuk kelas pada siswa baru akan punya kesan tersendiri. Oleh karena itu, guru akan menjadi panutan dan dinanti oleh setiap siswa yang ada di kelasnya. Persiapan yang matang pada setiap penampilan disetiap proses belajar mengajar, akan banyak menyentuh hati para siswanya yang menjadi dambaannya.

Siswa yang akan menjadi generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan sedemikian rupa. Jangan sampai salah dalam mendidik, karena akan mencelakai mereka. Karakter yang diberikan pada saat menempuh ilmu di sekolah menjadi tutunan ketika di masyarakat. Lingkungan sosial yang menjadi penerapan karakter selalu akan menilai disetiap tingkah lakunya. Ilmu tanpa akhlak yang mulia akan terasa hambar. Karena itulah, pendidikan karakter yang terus diberikan disetiap menyampaikan ilmu harus seimbang. Siswa yang berkarakter akan menjadi dambaan dan impian ketika menjadi pemimpin.

Lingkungan sekolah, akan selalu menjadi dambaan para alumni dengan karakternya. Ketika mereka sukses, kenangan terindah yang selalu diceritakan. Guru yang diidolakan akan menjadi panutan. Oleh karena itu penanaman karakter bagi setiap guru pada saat pembelajaran harus seimbang dengan disiplin ilmu yang dimiliki.