jamilah spd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BERWATAK MULIA, PIKIRAN MERDEKA

Pekerjaan membutuhkan orang ahli dalam bidangnya. Jagalah amalannya, jangan sampai dinodai. Langkah demi langkah yang dilakukannya, pahala akan terus mengalir. Anak dilahirkan dalam keadaan suci. Orangtuanyala yang akan mengukir. Benarkah demikian?

Setiap anak memiliki tabiat yang berbeda-beda. Keluarga, masyarakat dan sekolah yang akan menempahnya. Terkadang mengaku sudah mengajari anak sampai mendetail bahkan tidak lupa contoh soal yang bertingkat. Namun mereka tetap saja tidak mengerti, ketika diberi soal. Menyuruh untuk bertanya pada anak. Sementara itu sang anak hanya terdiam, ia bingung apa yang mau ditanyakan. Rasa tidak mengerti dari penjelasan sudah tidak ada. Namun jika yang bertanya, anak yang memiliki kecepatan memahami cepat, responnya senang.

Pemberian pelajaran yang ia katakan merasa sudah jelas dan detail. Merasa anak didiknya banyak yang tidak pandai. Merasa dirinya yang paling bisa. Ketika bercerita dengan rekan seprofesinya, dia mengatakan anak sekarang tidak seperti saya waktu sekolah, mereka malas. Tugas yang diberikan untuk dikerjakan di rumah, ia dapatkan hasil mencontek, karena mereka belum paham. Ketika anak tidak mengerjakan tugasnya dengan benar dan hanya sekadar menyalin pekerjaan temannya, sejumlah celotehan yang diberikan.

Ulangan yang diberikan, jarang bahkan hampir tidak ada anak yang mendapatkan nilai di atas Ketuntasan Minimal Belajar (KKM). Tidak hanya sekali atau dua kali bahkan mulai mulai jadi guru, jarang anak mendapat nilai sesuai ketentuan, anehnya sampai menduduki predikat guru senior. Terkadang kebanggaan tersendiri, manakala mereka tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan. Mengapa ini terjadi?

Menurut Psikolog senior UI, Elly Risman memberikan pesan pada orangtua : kalau anda dititipi anak Presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya? Beranikah anda membentaknya sekali saja? Nah, yang sekarang yang menitipkan bukan Presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari presiden yaitu Allah Ta’ala. Beranikah anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil bahkan memukul? Jika anda pernah melakukannya, kira-kira nanti dihari akhir apa yang anda jawab, ketika ditanya pemiliknya? Jiwa anakmu lebih mahal dari susu termahal yang ditumpahkannya. Jaga lisanmu, duhai orangtua. Jangan engkau memarahi anakmu hanya gara-gara ia menumpahkan susunya atau karena ia melakukan hal yang menurutmu salah. Anakmu tidak tahu kalau apa yang ia lakukan adalah kesalahan. Otaknya belum mempunyai konsep itu. Jaga jiwa anakmu. Lihatlah tatapan mata anakmu yang tidak berdosa itu ketika engkau marah-marah. Ia diam dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan? Mungkin iya tapi cobalah perhatikan yang ia lakukan setelah engkau pukul, engkau marahi? Anakmu tetap memelukmu, masih ingin engkau belai. Bukankah inilah tanda si anak ‘memaafkanmu’? Namun, jika engkau terus menerus mengumbar kata-kata kasarmu kepadanya otak anakmu akan merekamnya dan akhirnya cadangan maaf di otaknya hilang. Apa yang akan terjadi selanjutnya, duhai orangtua? Anak akan tumbuh menjadi ganas dan lama kelamaan akan membencimu. (parenting.angga.id 25/11/2016)

Sebagai seorang pendidik bukan hanya memberikan ilmu. Bahkan lebih dari orangtua. Pada saat pembelajaran, siswa yang dijelaskan belum juga mengerti, sepatutnyalah dicari solusinya. Dalam kerucut pengalaman yang diingat 10% baca, 20% mendengarkan, 30% lihat gambar/diagram, lihat video/film dan lihat demonstrasi, 50% terlibat dalam diskusi, 70% menyajikan/presentasi dan 90% bermain peran, melakukan simulasi dan melakukan hal yang nyata (bagusdwiradyan wordpress.com). Kesesuaian materi pelajaran, keadaan siswa dan media atau metode merupakan tugas seorang pendidik. Jika yang demikian dilakukan maka tidak akan ada anak yang kesulitan menerima pelajaran. Buatlah anak bagian dari tubuh pendidik, sentuhan kasih sayang yang akan dirasakan.

Pemerintah yang telah memberlakukan publikasi ilmiah, bagi guru yang akan kenaikan pangkat, kegiatan itu sangat tepat. Salah satu pembuatan PTK, ketika guru menjelaskan materi, susah difahami. Pemecahan masalah, misalnya apakah motivasi, hasil belajar atau metodenya perlu dikaji. Sekenario pembelajaran disiapkan sedemikian rupa agar meminimalkan kesalahan. Publikasi ilmiah yang menjadi tututan bagi seorang guru, membuat saya terus berbenah diri. Pada awal menjadi guru, darah muda yang dikedepankan. Menurut Elly, jaga lisan dari berbicara karena itu kunci utama. Belajar dari pengalaman yang telah saya lalui, siswa tidak lagi merasa tertekan. Berbagi pengalaman pada siswa, membuat mereka memiliki pikiran merdeka.

Sejatinya tugas guru memberikan ilmu, seharusnya dibarengi dengan mendidik. Jika yang diterapkan sesuai tugas pokok guru, maka percayalah bahwa guru tidak akan pernah ditinggal anak didiknya. Setiap guru mau mencari kelemahan dirinya ketika pembelajaran, maka nantinya tidak ada anak didik yang tidak bisa. Persiapan generasi muda akan tercapai dengan gemerlapan. Pada masa era globalisasi, generasi muda dapat diandalkan. Tidak ada lagi masyarakat yang keterbelakangan pendidikan. Perjuangan para pendahulu kita, akan diteruskan oleh generasi yang kuat dan tangguh. Cita-cita pada alinea ke empat pada Pembukaan UUD 1945, akan terwujud. Bukan lagi menjadi Negara berkembang tetapi akan terwujud menjadi Negara maju.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post