jamilah spd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

HARI VALENTIN LEBIH BAIK TIDAK DIRAYAKAN

Siswa anugerah Allah Ta’ala yang diamatkan kepada guru. Kenikmatan yang tiada tara bagi orangtua manakala anaknya sukses. Jiwa besar seorang guru yang banyak dinanti siswanya. Peranan penting setiap sekolah yang mengukir generasi muda.

Sekolah, tempat merubah karakter, sepatutnya dapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Baik dukungan mori maupun spiritual. Seorang guru bukan hanya menyampaikan ilmu tetapi lebih dari itu. Penanaman karakter pada siswa dimasa sekolah itu sangat berarti. Di era globalisasi pengaruh budaya yang paling banyak berpengaruh pada kehidupan generasi muda. Wajar jika pemerintah selalu memperhatikan anggaran di bidang pendidikan.

Mendidik pada usia anak lebih mudah, ketimbang orang dewasa. Seperti orasi bung Karno dalam berpidato “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”. Yang melekat dalam otak anak, ketika ia dalam usia sekolah mendapatkan pendidikan karakter itu sangat penting.

Empat belas Februari merupakan hari kasih sayang. Banyak dinanti oleh anak muda. Mereka berdalih bahwa pada hari itu kebebasan boleh dilakukan. Di Jakarta dan kota-kota lainnya, hari Valentine terus dikomersilkan lewat diskon dan porsi khusus (voaindonesia.com 14/01). Penjual boneka berlogo “Valentine Day’s”, berbagai makanan coklat, sampai kondom yang paling laris. Padahal semua itu banyak yang bertentangan dengan agama. Di era globalisasi, pasar bebas berkembang dengan pesat, pengaruh dari luar sangat dominan. Gadget dengan mudah didapat, bukan lagi untuk orang dewasa yang memakai. Anak-anakpun sudah terbiasa membawa, mendapatkan informasi yang ia butuhkan hanya dengan tidak pindah tempat. Ironisnya, terkadang informasi yang belum layak dikonsumsi, mereka telan mentah-metah.

Hari valentine yang disebut dengan hari kasih sayang menjadi kebanggaan. Padahal kasih sayang itu diberikan setiap hari, baik pada anak, suami, istri maupun orangtua. Mereka mengatas namakan hari Valentine merupakan hari bentuk kasih sayang sering kali menjadi dalih untuk mengumbar sahwat, misalnya berpesta pora, pacaran bahkan melakukan seks bebas itu yang dituturkan Yunahar Ilyas (republika.co.id 13/02). Banyak versi tentang valentine days, Santo Valentine sebagai seorang pahlawan yang dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M teguh mempertahankan keyakinannya. Salah satu hari raya bangsa Romawi Paganis (yang menyembah berhala) merupakan sebutan kepada kecintaan terhadap sesembahan mereka.

Perayaan hari valentine, merupakan masalah besar yang harus ditangani. Mulai tingkat kabupaten atau kota maupun tingkat propinsi telah banyak membuat peraturan daerah. Bupati, walikota, gubernur banyak yang membuat larangan merayakan hari valentin . Di beberapa wilayah di Indonesia, pihak berwenang banyak menyita kondom dan melarang merayakan hari Valentine dengan alasan tradisi romantis yang mendorong melakukan seks bebas dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

Larangan pemerintah tentang merayakan hari valentine ditujukan pada siswa di sekolah, itu memang tepat. Mengapa? Anak akan meniru orangtuanya ketika belum mengenal sekolah. Namun, setelah mengenal guru di sekolahnya maka seorang anak kepercayan akan beralih padanya. Pemikiran Edgar Dale tentang kerucut pengalaman, anak membaca yang diingat hanya 10%, lain halnya melakukan hal yang nyata yang diingat 90%. Oleh karena itu, melakukan hal yang nyata pada siswa paling mudah dilakukan. Dari pada mengubah orang yang sudah dewasa.

Bukan empat belas Februari yang merupakan tempat pencurahan kasih sayang. Sekolah, tempat menyampaikan ilmu dan pembentukan karakter harus mendapat perhatian yang serius. Guru memiliki peranan penting dalam mengukir siswa untuk tidak terbawa arus dalam era modern. Salah satu contoh, siswa kelas satu yang ada di sekolah dasar ketika tidak membuang sampah sembarangan. Sampai di rumah, maka ucapan guru tentang perintahnya akan dipraktekkan. Jika ada yang tidak sesuai dengan yang telah diperoleh, maka akan dia protes. Pemerintah memberikan larangan yang ditujukan pada siswa di sekolah, terus harus dipertahankan.

Dalam sebuah hadis Rosulullah mengatakan “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”, maka jika merayakan hari valentine hukumnya dilarang. Dalam Alqur’an disebutkan “wamaa arsalnaka illa rohmatal lil ‘alamin”, Rosullah merupakan orang yang diutus Allah memberikan rasa kasih sayang untuk seluruh alam. Cinta yang sepatutnya kita berikan hanya untuk Allah dan Rosulnya, karena nanti akan bertemu pada hari Kiamat.

Kasih sayang yang kita berikan, bukan hanya pada hari valentine. Akan tetapi diberikan setiap saat, baik pada keluarga, masyarakat maupun lingkungan. Uswatun hasanah yang dimiliki Rosulullah patut digali dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang lebih tua mengasihi pada yang mudah. Sebaliknya anak yang lebih mudah menghormati yang tua. Jika yang demikian berjalan sesuai harapan tidak aka nada kekadensi moral. Tatanan kehidupan yang diilhami kasih sayang maka menuai ketentraman. Kejayaan negeri tercinta akan selalu didambakan setiap orang.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post