jamilah spd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

NOVEMBER CERIA

Oktober akan segera berakhir, detak jantungku bekerja lebih keras lagi. Ikatan pernikahan dan ikatan persaudaraan yang mengingatkanku. Terror terus datang bergantian menghampiri disetiap langkahku. Dalam hatiku berkata, apa salahku?

Minggu-minggu terakhir di bulan Oktober, ada saja yang datang padaku menanyakan hasil ulangan dan kapan ada remidi. Datangnyapun silih berganti dengan pertanyaan yang sama. Entah kenapa dengan diriku, hanya pertanyaan gitu saya merasa serba salah. Apalagi ditambah dengan saya menyapa siswa, kali ini banyak yang tidak peduli padaku.

Hari kedua November, pukul lima pagi, berdering bunyi handphoneku. Tanpa berpikir jauh langsung ku jawab. Assalamualaikum, belum kujawab terus bilang hehe …ciecie…. Waalaikumsalam ucapku ada apa mas(panggilan anak keduaku)? Mik, selamat ulang tahun… ucap anak keduaku. Padahal yang kutunggu setelah solat Subuh, ucapan selamat ulang tahun dari abi. Dalam hatiku berkata, ada apa ya? Mobil kunyalakan, pagi ceria tanpa kata. Setelah sarapan, hanya terucap kata berangkat mik, assalamualaikum ucap suamiku. Setelah itu baru saya keluarkan mobil untuk berangkat ke sekolah. Dua puluh menit sampai di sekolah. Di sekolah ketika saya mengajar, biasanya penuh keantusiasan. Justru biasa-biasa saja, ketika ditanya mereka menjawab hanya beberapa anak. Dalam hatiku mengatakan, aneh.

Doa awal masuk kelas, dipimpin waka humas, yang didahuli dengan pengumuman rapat dimulai setelah istirahat kedua. Setelah mengajar di kelas XII MIA-3, istirahat pertama saya ke laboratorium Kimia. Lima menit kemudian, tiba-tiba alarm hpku berdering. Kemudian saya buka, ya Allah ternyata mengucapakannya lewat hp. Nada lirih kuucapkan, biasa ini ulah abi. Suami di rumah sama kelakuan dengan siswa di sekolah. Biasanya jika diminta untuk keluar rumah, mengantar ke toko, suamiku tanpa keberatan langsung diantar. Kali ini hanya janji-janji saja, kalau nggak gitu dia bilang capek. Astaghfirullah, kenapa ya?

Bel masuk setelah istirahat pertama, saya mengajar di kelas XII MIA-4. Ketika diskusi untuk membahas soal yang saya berikan. Langkah demi langkah saya menghampiri mereka, untuk melihat jawaban yang sedang mereka kerjakan. Lagi-lagi hatiku berkata, padahal bisa mereka mengerjakan, mengapa tidak merespon. Hatiku hanya bilang, apa mereka tahu kalau hari ini ulang tahunku. Tiba saatnya istirahat kedua, setelah bel masuk rapat segera dimulai. Waka sarpras menyiapkan peralatan yang dibutuhkan, kemudian bertanya padaku, pinjam ‘mike’ dan kabelnya juga. Sesaat itu juga berangkat saya ke ruang OSIS, ditengah perjalanan bertemu Renna (ketua OSIS). Dia menghentikanku dan bertanya mau kemana bu? Pinjam ‘mike dan kabel kataku, seketika itu Renna menyuruh temannya untuk mengambilkan yang kuminta. Namun apa yang terjadi temannya yang ada di ruang OSIS tidak dengar, suara tinggi Renna dan melotot dan berkata pijam ‘mike dan kabel. Tolong ambilkan, sementara dipintu masuk ruang penuh dengan siswa (pengurus OSIS). Saya tetap dikelilingi beberapa siswa agar tidak mendekat ke ruang OSIS. ‘mike’ dan kabel, saya bawa ternyata sudah datang disebelahku waka sarpras yang pinjam tadi. Kemudian kuberikan dan kami langsung kembali keruang guru untuk rapat. Tepat pukul 14.30 WIB, rapat berakhir. Tak lama kemudian, saya keluar dari ruang guru sementara diluar ada Yusuf yang sedang berputar-putar keliling halaman depan ruang guru. astaghfirullah, ucapku, ada apalagi ya hari ini. Disusul, Sarwan yang menghampiri waka humas, lalu masuk ke mobil yang saya parkir. Wajar mobil yang tidak pernah saya kunci dan kontak yang ada didekat handram, membuat dia mudah untuk mengemudi. Dibawahlah mobil itu mutar dari halaman depan ruang guru kelapangan basket. Tanpa mempedulikan pemiliknya, saya hanya deg-degan mau apa lagi ini. Padahal jika ada siswa mengendari sepeda motor di halaman depan ruang guru, cubit itu yang saya lakukan.

Sekelompok siswa datang dari dua arah menuju kearah saya yang sedang tersenyum melihat Yusuf dan Sarwan berulah. Sekelompok siswa kelas XI MIA-5, mengucapkan alunan lagu selamat ulang tahun dari sebelah kanan. Eh … ternyata dibelakang mereka membawa nasi tumpeng. Dengan yel-yel yang mereka ucapakan ‘potong-tumpengnya, potong tumpengnya ….’. sebagai ucapan rasa terima kasih, potongan tumpeng saya berikan keketua kelas. Beramai-ramai tumpeng dimakan bersama-sama dalam satu kelas. Disusul datang lagi sekelompok pengurus OSIS datang dari arah sebelah kiri membawa roti ulang tahun. Lain halnya dengan roti ulang tahun, potongan pertama saya berikan pada mantan ketua OSIS dan saya suapi satu persatu semua matan dan pengurus OSIS yang ada. Mobil yang telah dipakai berkeliling di parkir dekat perayaan ulang tahun. Hadiah yang mereka berikan langsung diminta untuk membuka.

Pengendalian emosi itu perlu, agar ketika di gojlok tidak terbawa arus. Mudah-mudah kedekatan saya pada semua siswa yang ada di sekolah ini tetap santun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post