Pagi-pagi terlihat peserta didik sudah mengatur-atur barisannya untuk melaksanakan upacara bendera seperti pekan-pekan sebelumnya, sungguh sederhana sekolah ini bernama SD Negeri 21 Dayun, usianya baru 7 bulan dihuni oleh guru yang berusah maksimal dengan keterbatasannya dan siswa yang merasa asing dengan karpet hijaunya adalah rumput yang mudah sekali tinggi dalam seminggu, dan becek yang menebal di tapak tapak sepatu. Tapi tak mengapa, yang penting kami happy. Bisa saling berbagi cinta lewat tulisan-tulisan di papan tulis.

Lelah kami bertemu dengan keilmuan di dalam kelas, kami hamparkan harapan untuk menggarap ilmu di lapangan sekolah sebagai laboratorium moral dan kebangsaan bagi kami. Upacara bendera bukan ceremonial bagi kami, tapi menumbuhkan keberanian, tanggungjawab dan semangat belajar anak-anak SD peserta didik kami yang baru saja meninggalkan canda tawanya di bangku kelas dua, kelas satu dan TK.

Seakan mereka dipaksa menjadi terlalu cepat dewasa, anak kelas 2 SD dan kelas 3 sudah harus mengayomi adik-adik yang baru tamat TK, tak jatang mereka masih unyu-unyu, bersahabat dengan lingkungan sekolah, bahkan ada yang berkata ketika harus melangkah menjadi pimpinan upacara "Bu, Kevin mau pulang bu, Kevin ga bisa". Mereka membuat kami lupa kalo kadang isi dompet kami tinggal bon hutang. Ayuk ke 21.