Jazilah, S.Ag.,M.S.I.

Namaku : Jazilah Aku tinggal di kota Yogyakarta, mengajar di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Kata Mutiaraku : "Sebaik - baik manusia adalah yang dapat ...

Selengkapnya
Navigasi Web
MENGHORMATI ANAK  Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke- 669 menuju hari ke- 670  tantanga

MENGHORMATI ANAK Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke- 669 menuju hari ke- 670 tantanga

MENGHORMATI ANAK

#Tantangan Menulis 365 Hari, Hari ke- 669 menuju hari ke- 670

#tantangangurusiana670

#Kolom

Menghormati Anak

Rasulullah bersabda dalam Hadits berikut:

“Muliakanlah anak-anakmu dan perbaikilah akhlak mereka.” (HR. Ibnu Majah)

Hadits di atas menjelaskan bahwa orang tua diperintahkan untuk memuliakan atau menghormati anak-anaknya dan memperbaiki akhlaknya.

Bagaimana cara orang tua menghormati anaknya? Apakah anak-anak juga membutuhkan sikap penghormatan dari kedua orang tuanya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali pada fitrah manusia yang telah Allah tanamkan pada setiap orang. Setiap orang telah Allah beri fitrah kebutuhan akan penghormatan atau penghargaan. Hal ini terbukti dengan adanya larangan-larangan dalam Islam terhadap perbuatan-perbuatan: a. menggunjing; b. memaki; c. memperolok; d. merendahkan; e. mengumpat; f. membuka aib orang.

Perbuatan-perbuatan terlarang yang sebagiannya kita sebutkan di atas merupakan tindakan menyerang kehormatan seseorang. Untuk itulah, orang tua mempunyai kewajiban menghormati anak-anaknya. Jika ilmu pendidikan modern mengatakan bahwa anak-anak sekalipun juga membutuhkan rasa penghormatan, penghargaan, pengakuan atas prestasi dari orang lain, terutama sekali dari ayah dan ibunya, agaknya tidak terlalu berlebihan jika kita katakan bahwa teori ilmu pendidikan modern menjiplak sabda Rasulullah ini, baik disadari ataupun tidak. Karena sesungguhnya kepustakaan Hadits di seluruh perpustakaan-perpustakaan besar Barat telah ada 200 atau 300 tahun yang lalu. Perpustakaan besar seperti Leiden di Belanda, London di Inggris, Sorborne di Perancis, dan Bonn di Jerman penuh dengan buku-buku Hadits yang besar-besar. Para Orientalis bangsa Jerman, Belanda, Inggris dan Perancis, bahkan para uskup di Vatikan banyak sekali yang melakukan studi secara spesialis terhadap buku-buku Islam dalam berbagai cabang ilmunya. Jadi, bukan merupakan tuduhan kosong jika kita katakan bahwa teori pendidikan modern mereka tentang adanya tuntutan pada diri anak atas rasa penghormatan dan penghargaan merupakan jiplakan sabda Rasulullah. Kemudian bagaimana bentuk konkret dari penghormatan yang dilakukan oleh ayah dan ibu kepada putra-putrinya? Langkah-langkah konkret ini dapat kita utarakan dalam contoh-contoh berikut:

1. Tidak memaki anak karena kesalahannya, tetapi menasihati dan menunjukkan bagaimana yang sebenarnya.

2. Tidak memperbandingkan kemampuan anak yang satu dengan yang lain karena adanya kekurangan pada diri anak, tetapi memupuk ciri istimewa pada anak bersangkutan agar tidak merasa dibedakan.

3. Memberi kesempatan kepada semua anak untuk mengembangkan potensi dan daya kreasi, agar mereka menyadari kemampuan masing-masing.

4. Memberi perlakuan yang sama dalam memberikan hadiah kepada anak-anak.

5. Bila seorang anak bersalah, orang tua harus menegakkan disiplin dan memberi hukuman yang setimpal serta tidak menganaktirikannya.

6. Membiasakan mengumpulkan anak untuk diajak bercengkerama atau bermusyawarah atau menerima nasihat-nasihat orang tua.

7. Memberi tanggung jawab, sehingga ada dasar penilaian obyektif terhadap prestasi anak.

8. Bila anak berbuat salah, hendaklah orang tua dapat menunjukkan dasar penilaian salahnya agar anak merasakan adanya suatu penanaman nilai kebenaran yang mutlak, sehingga ia terikat untuk bertindak atas dasar ajaran agamanya. Sebab jika anak dipersalahkan tanpa ditunjukkan dasar-dasar penilaiannya, maka sangat mungkin ia merasa selalu dipersalahkan sehingga merasa rendai diri.

Orang tua memang selalu dituntut memiliki ilmu dan pengetahuan yang serba luas serta memahami petunjuk-petunjuk tepat sesuai dengan fitrah anak. Dengan menyadari betapa luas lingkup pendidikan keluarga guna melahirkan anak-anak yang berkualitas, apalagi menjadi anak yang shalih, maka adalah suatu hal yang sangat mustahil kalau tugas berat dan mulia semacam ini dikerjakan sambil lalu. Hal ini berarti anak-anak menuntut ibunya selama 24 jam penuh terus-menerus untuk menyertai putra-putrinya di rumah. Sebab anak-anak, terutama dalam masa pertumbuhan antara usia nol sampai baligh, sangat memerlukan bimbingan, perawatan, asuhan, pengajaran dan didikan yang memerlukan garapan dengan sikap dan tangan yang sangat halus, bahkan nyaris seorang ibu dituntut untuk menyatukan jiwanya dengan putra-putrinya. Guna memenuhi tugas semacam inilah, maka mutlak ibu tinggal di rumah dan tidak boleh keluar rumah, kecuali karena keadaan darurat, yaitu tuntutan kepentingan yang bersangkutan dengan tindakan menyelamatkan jiwa, seperti: berobat, membeli makanan atau kebutuhan dapur. Mengingat begitu besar tuntutan anak-anak terhadap orang tua, khususnya ibu, maka tepat sekali jika ibu atau para istri tinggal Islam memerintahkan para di rumah. Bila ketentuan semacam ini dilanggar, akibatnya dapat kita saksikan, yaitu banyaknya ke rusakan anak-anak remaja di kota-kota besar modern serta kejahatan dan kekerasan yang semakin hari semakin bertambah dalam masyarakat modern.

Kita menyaksikan bahwa untuk dapat memberi penghargaan dan memperbaiki akhlak anak, orang tua perlu sekali memahami fitrah anak. Karena itu, tepatlah jika setiap orang tua benar-benar dituntut untuk belajar terus-menerus agar bertambah ilmunya dalam memahami problem anak. Ilmu yang tepat untuk itu hanyalah Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat yang mengungkap karakter dan sifat-sifat yang tidak berubah sepanjang zaman. Dengan memahami hal-hal semacam dari Al-Qur'an sendiri, insya Allah kita dapat memperlakukan anak-anak kita khususnya dan sesama manusia dengan cara yang tepat. Dengan demikian, bagaimana orang tua harus menghormati anaknya hanya dapat dilaksanakan secara baik bila ia mengerti Al-Qur'an dan Hadits-hadits Rasulullah.

#Salamliterasi

#Yogyakarta, By: Jazilah Hudha (Bunda Hujazi),7 Juni 2022

#TerimakasihAdmin

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen parentingnya, Bunda. Salam literasi

09 Jun
Balas

Matur nuwun pak Salam literasi kembali ...

10 Jun

Alhamdulillaah, keren tulisannya, barakallaah, sehat dan sukses bu Jazilah

09 Jun
Balas

Terimakasih bunda syantik Doa yg sama untuk bunda juga ... Aamiin3

10 Jun

Keren Bun. Salam Literasi

09 Jun
Balas

Terimakasih bunda syantik Salam literasi kembali bunsay ...

10 Jun



search

New Post