Jihan Hasanati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA

Dewasa ini, bila kita berbicara tentang keluarga dapat kita temukan pengertian secara harfiah; sebagai satuan unit terkecil dalam suatu negara, lebih luas lagi fungsi pendidikan karakter merupakan satu urgensi dalam menjalankan bahtera keluarga yang berdasarkan qurrata a'yun (menjadi penyejuk keturanan anak ke orang tua).

Berangkat dari hal tersebut, tentunya sebagai satuan unit kecil negara, misi orang tua menciptakan keturunan yang berbudi-pekerti tentunya menjadi suatu keharusan.

Imam ahmad bin hambal, imam syafi'i dan imam malik adalah beberapa intelktual muslim/professor di bidang fiqh yang jarang kita jumpai, dan hampir mustahil mencari tandingan pengetahuan seperti mereka. Meraka bukanlah keturunan yang lahir dari rumah mewah dan di tunjang seluruh aktifitasnya. Mereka adalah anak-anak bersahaja yang hidup dalam rumah-rumah sederhana, tapi terpencar di dalamnya semangat penghambaan yang tinggi.

Mari sejenak kita tinggalkan itu, sebagian dari pelajar-sekolahan masih hidup didalam pertikaian, permusuhan hingga tawuran yang tak pernah absen dalam pemberitaan nasional. Tawuran bisa jadi adalah salah satu sebab dari gagalnya implementasi pendidikan karakter di dalam keluarga.

Rumah kita sekecil apapun luas bangunan dan tanahnya, seharusnya memang memiliki kemanfaatan ibadah bagi seluruh anggota ibadah bagi seluruh anggota keluarga. Artinya disamping rumah itu berfungsi sebagai tempat berteduh dan berlindung, setiap ruangnya harus merefleksikan fungsi utamanya sebagai sarana ibadah dan pusat tarbiyah robbaniyah bagi seluruh anggotanya. Itulah rumah yang aktif dan efektif alias rumah yang tidak tidur.

Sebaliknya, sebesar apapun rumah kita –dengan segala fasilitas yang serba glamour-- jika tidak berfungsi sebagai “madrasah robbani” (pusat pendidikan) bagi seluruh anggota keluarga, rumah itu adalah rumah yang “tidur”. Rumah yang tidak berfungsi optimal sebagai pusat pendidikan yang utama dan pertama bagi seluruh anggotanya. Karena keberadaannya tidak efektif sebagai pusat pembinaan mental untuk melahirkan kader-kader Islam yang tangguh.

Adalah lumrah, bahwa ketika seseorang mulai merancang atau memilih rumah yang akan ditempati, mereka akan melihat kemanfaatan rumah itu secara fisik. Bagaimana bentuknya, atau gaya seni arsitektur mana yang lebih menarik, Eropa atau Amerika? Berapa jumlah kamar tidur, luas ruang tamu/keluarga, luas garasi, ruang dapur, kamar pembantu, kamar mandi, WC, di samping fasilitas listrik, telepon, air, dan sebagainya. Bagi orang kelebihan duit, faktor luas halaman depan dan belakang, boleh jadi akan menjadi pertimbangan untuk membeli/membangun sebuah rumah tinggal.

Selain itu, faktor pertimbangan lain yang lazim adalah, soal lingkungan. Apakah lokasi rumah dekat sekolah, rumah sakit, pasar, pusat perbelanjaaan atau pusat keramaian? Ini barangkali yang menjadi sejumlah pertimbangan seseorang untuk menempati/ membangun rumah tinggal.

Jarang atau sedikit barangkali, orang yang berpikir kemanfaatan rumah tinggalnya sebagai sarana tarbiyah (pendidikan). Yang berpikir fungsi rumahnya sebagai fungsi ibadah dalam arti luas. Agar setiap relung sudut rumahnya merefleksikan penghambaan sebuah keluarga pada Penciptanya. Sehinga si kepala keluarga tidak sibuk semata-mata memoles atau mengubah bentuk bangunannya. Tapi bagaimana ia merancang ruang-ruangnya dalam perspektif kemanfaatan ibadahnya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Paragraf terakhirnya nendang banget. Top keren.

16 Jul
Balas

Inspirasi dan koreksi. Trims. Rumahku istanaku. Menjadi kerajaan yang diperhitungkan. Tentu keunggulan anggotanya. Solid berdayakan potensinya. Salam.

16 Jul
Balas



search

New Post