Penyebab Terjadinya Kekerasan di Sekolah dan Cara AMPUH Mengatasinya
Kekerasan yang terjadi disebabkan dua kepentingan yang berbeda. Yakni, kepentingan guru dan kepentingan murid. Perbedaan tersebut menimbulkan konflik antarpribadi. Apa itu konflik antarpribadi? Thomas Gordon menyatakan, konflik antarpribadi adalah pertengkaran antara dua orang atau lebih yang terjadi bila perilaku mereka mengganggu kepentingan pihak lain dalam memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain, konflik antarpribadi adalah suatu perselisihan antara dua orang atau lebih yang dinyatakan secara terbuka ketika tujuan masing-masing tidak tercapai karena dihambat oleh pihak lain.
Ada 2 hal yang perlu dicermati ketika konflik itu terjadi. yaitu :
Aspek perkembangan pada anak dan remaja. Hal tersebut meliputi keadaan kesehatan, kecerdasan dan kemampuan berbicara, temperamen, motivasi, faktor emosi (pemalu, ragu-ragu, terlalu tergantung), faktor sosial ekonomi, keluarga, sekolah, nilai moral, serta budaya. Masalah kesulitan belajar. Johnson dan Morasky (dalam Sukadji,1988) menyebutkan bahwa karakteristik kesulitan belajar adalah pernah gagal beberapa kali, hambatan fisik, minat belajar kurang, kecemasan yang samar-samar, perilaku yang berubah-ubah, label yang keliru karena tidak lengkapnya data, serta ketidakcocokan antara tipe dan kebutuhan belajar siswa dengan kegiatan di dalam kelas.CARA AMPUH MENGATASI KONFLIK KEKERASAN
Hal yang perlu dilakukan guru dalam mengatasi konflik adalah sebagai berikut.
1.Mendengar Aktif
Dr Sukiat dari Lembaga Psikologi Terapan, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia menyampaikan, dalam menghadapi siswa bermasalah, guru perlu melakukan “mendengar aktif” atau mendengar dengan seluruh diri. Maksudnya, telinga mendengar nada dan kata, sedangkan mata mendengar dan melihat mimik ekspresi wajah. Pikiran pun mendengar, yakni berusaha memahami apa yang dikatakan, Hati juga mendengar melalui penghayatan perasaan yang ada di balik kata-kata yang diucapkan. Mulut juga mendengar dengan mengutarakan perasaan-perasaan yang ditangkap dari pembicara.
2. Pastikan Pesan Guru Efektif
Murid harus dapat menangkap apa yang menyebabkan guru terganggu.
Pesan guru harus mengandung pengaruh yang konkret, yang dapat merangsang murid untuk mengubah tingkah laku.
Nyatakan perasaan yang ada dalam diri akibat pengaruh konkret itu. Misalnya, “Ketika kau datang terlambat, konsentrasi menerangkan rumus yang sulit ini jadi buyar.” Sampaikan pesan guru secara asertif. Yakni, seorang guru mampu menyampaikan maksud dan perasaan-perasaannya kepada murid tanpa menyinggung atau melukai perasaan murid yang menerimanya.
3. Menyelesaikan Konflik secara Konstruktif
L.B. Hart mengatakan, hal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut.
Respek; sikap menerima dan menghargai pihak lain sebagaimana adanya. Mencari titik temu, bukan memperlebar jurang perbedaan. Menghindari tindakan-tindakan yang merendahkan derajat pihak lain seperti menghina, memaki, atau menyakiti secara fisik. Menghindari jangan sampai ada pihak yang kehilangan muka.
4.Menerima dan Memberi Feedback yang Bermanfaat
Ada beberapa trik menyampaikan feedback yang positif.
Diberikan secara jujur, tidak ada maksud tersembunyi atau siasat (tricky) untuk maksud lain. Diberikan secara deskriptif, terurai sehingga tergambar jelas. Hindari feedback yang bernada penilaian. Ditujukan pada tingkah laku yang ingin diubah, bukan pada individunya. Bersifat khusus, kata tidak disiplin harus dipersempit menjadi misalnya terlambat datang, tidak mengerjakan PR, dan lain-lain. Berikan segera. Periksa kembali data sebelum memberi feedback.Apapun cara yang dilakukan guru untuk menghentikan kekerasan, tidak akan pernah berhasil bila guru tidak mengubah pola pikir bahwa setiap anak didik itu sejatinya membutuhkan kasih sayang. Dengan perhatian, kasih sayang dan usaha yang sungguh sungguh, insya allah upaya kita akan berhasil.
Selamat mencoba….
Solusi lengkap tentang cara mengatasi kekerasan sekolah kami ulas dibuku saya yang berjudul "Cara AMPUH Merebut Hati Murid", dapatkan ditoko toko buku di kota Anda..
Joko Wahyono
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar