JON HENRI SIPAYUNG

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Telepon Genggam VS Permainan Tradisioanal Anak

Telepon Genggam VS Permainan Tradisioanal Anak

TELEPON GENGGAM VS PERMAINAN TRADISIONAL ANAK

Permainan tradisional di tiap-tiap etnik di Indonesia banyak, seperti patok lele, congklak, gala hambek, kelereng, ,margalah, marjalengkat, markatapel, marsitekka, pecah piring dan lain sebagainya. Masa anak-anak adalah masa yang indah , dengan adanya permainan tradisioanl di kampung halaman masing-masing. Di tahun 1978-1989 permainan tradisional sangat melekat di hati anak-anak, permainan tradisional dapat dilakukan di sekollah antara sesama murid sekolah dasar.

Permainan tradisional ini dapat menimbulkan interaksi sesame anak dan saling mengenal antara yang satu dengan yang lainnya, walaupun dalam permainan sehari-hari adanya saja anak yang dapat menimbilkan konflik atau berkelahi. Pada saat berkelahi ini, di sinilah dituntut kebijakan teman-teman yang lain untuk melerai atau memisahkan serta mendamaikan agar perkelahian jangan berlanjut. Hal seperti ini pernah saya alami pada waktu main kelereng ada teman saya yang bermain curang. Jadi kita diajari untuk bermaain secara jujur. Kita dapat dari permainan ini untuk diajari nilai-nilai kejujuran. Permainan tradisioanal yang ada pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan rasa sosail yang tinggi, dan anak akan mengenal temannya lebih dekat.

Zaman sudah berganti , saat ini permainan tradisioanl nampaknya hampir ditinggalkan anak-anak, mereka sekarang sudah lebih tertarik dengan media sosial, permainan game di telepon genggam masing-masing. Apalagi sejak hadirnya covid-19 bulan Maret 2020 di Indonesia, anak-anak kita belajar dengan mempergunakan telepon genggam. Pada saat belajar daring saja ada anak yang menyempatkan dirinya untuk bermain game, hal seperti ini akan mengganggu proses belajar mengajar yang dibawakan oleh guru mereka. Hand phone atau telepon genggam ini menjadi masalah bagi anak yang tidak bisa membatasi dirinya dan dia akan dikuasai telepon genggam, di sinilah peran orang tua untuk mengawasinya dengan bijaksana dengan mengatur pembagian waktu untuk mengoperasiakan telepon genggam. Saat ini ada saja anak yang mengatasnamakan untuk tugas dari sekolah tetapi kenyataannya untuk bermain, hal seperti ini mungkin dapat kita lihat apabila sianak sudah pegang HP dia tidak perduli apa kejadian di sekitarnya. Horas. Diateitupa (terimakasih)

Tantangan menulis Gurusiana hari ke-2

Jalan Sitalasari Pematangsiantar, 2 Pebruari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Saya pernah memainkannya misalnya main egrang,main congkal.Lebih seru dibandingkan main game.Sayang sekarang anak-anak lebih tertarik main game di gawainya

04 Feb
Balas



search

New Post