Rosi tak sabar lagi menunggu mamanya datang dan mengajaknya tinggal bersama setelah kurang lebih enam tahun ia di tinggal mamanya untuk bekerja di luar pulau. Kegembiraan tampak sekali di raut wajah bocah yang masih duduk di bangku kelas enam ini.

Sejak umur enam tahun tepatnya ketika ia senang-senangnya belajar dan baru pertama masuk Sekolah Dasar ibunya terpaksa harus pergi karena harus pindah kerja di luar pulau. Sementara papanya masih tinggal di luar negeri juga karena suatu kontrak kerja.

Rosi sudah merindukan ingin selalu dekat dengan mamanya. Dia ingin seperti anak-anak lainnya yang bisa selalu bermain, bercanda dan berbagi .Mengantar dan menjemputnya les sore atau hanya sekedar menungguinya. Mamanya tidak tentu pulang setiap tahunnya. Jika papa dan mamanya pulang paling-paling ia hanya bertemu dan menghabiskan waktu dua atau tiga hari. Itupun bila Rosi sendiri bertepatan dengan libur sekolah. Jika tidak ia hanya bertemu mama dan papanya setelah pulang sekolah

Selama ini ia tinggal dengan neneknya. Neneknya sangat sayang dan peduli padanya. Rosi sendiri sangat sayang sekali kepada neneknya. Ia telah belajar banyak dari neneknya. Lebih –lebih neneknya selalu mengerti keadaannya.

Rosi sebenarnya tidak mau berpisah dengan neneknya. Ia sebenarnya ingin tetap tinggal bersama neneknya. Neneknya memilih tinggal di rumahnya sendiri. Katanya lebih tenang dan nyaman. Akupun sebetulnya sudah nyaman dan asyik tinggal di rumah nenek.

Sudah satu bulan Rosi tinggal di rumah ibunya. Ia merasa sepi dan tidak betah. Mamanya terlalu sibuk bekerja dan ia seperti orang asing di rumahnya sendiri. Rumah besar dan semua fasilitas ada. Ia dimanjakan sekali dengan semua itu. Namun hatinya seperti ada yang hilang. Jiwanya terasa kosong. Janji-janji mamanya untuk membantunya belajar atau mengerjakan sesuatu tak pernah terbukti, Rosi merasa jengkel dan marah. Dengan sepucuk surat yang letakkan dimeja , ia memutuskan untuk kembali tinggal dengan neneknya.

Rembang, 10 Juli 2020

Salam Literasi