Tina mengerlingkan alisnya saat melihat buku rekening tabungannya. “Wah…masih kurang.” Gumam Tina saat melihat angka yang ada di rekeningnya. Tina bermaksud ingin mengganti kaca mata minusnya yang sudah tidak cocok lagi dimatanya. Mungkin minus nya sudah bertambah karena setiap hari Tina berhadapan dengan jarum jahit.

Sore hari setelah ia pulang kerja Tina bermaksud menagih hutang yang dipinjam Wati. Ia sebetulnya tidak enak dengan temannya namun ia sendiri sangat membutuhkannya.

Ketika Tina datang ke kosanya, Wati masih asyik dengan HP barunya Wati tidak menggubrisnya . Tina memberanikan diri menepuk bahu Wati. Setelah Wati melepaskan headsetnya Tina mengatakan kalau sekarang ini ia lagi membutuhkan uang itu untuk mengganti kacamata minusnya. Ia tidak bisa bekerja tanpa kacamata. Wati tiba-tiba berdiri dan dengan ketusnya ia berkata ” Kapan aku meminjam uangmu Tin?” Dengan entengnya dan tanpa rasa tak bersalah Wati mengelak semua tuduhan dari Tina. Ia seperti orang yang lagi amnesia. Tina hanya terbengong dan mengelus dada melihat kelakuan temannya yang tak bisa dipercaya.