Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Itu....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-69)

Anak Itu....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-69)

Mertuanya jadi makan hati melihat perangai menantunya tersebut. Hari ke hari Tono tetap bertahan dengan rasa malasnya. Jika keinginannya tidak dituruti dia tak segan-segan melampiaskannya ke Ratih. Ratih sering kena tamparan. Demi menjaga ketenangan di rumahnya, Ratih pun pasrah.

Kesehatan mertunya pun semakin berdampak karena tingkah laku Tono. Ayah mertuanya mengalami serangan jantung dan dirawat di RSUD M. Djamil Padang. Biaya pun banyak yang dikeluarkan. Perjuangan Ratih untuk kesembuhan ayahnya sia-sia belaka. Pada pagi itu hari Jum'at ayahnya menghembuskan napas terakhirnya. Tak berapa lama, satu minggu setelah disusul ibunya.

Ratih jadi yatim piatu. Waktu itu usia Yandi tujuh tahun. Dan dia pun telah memiliki anak dari Tono, namanya Andy. Usianya lima tahun. Sangat besar biaya yang diperlukan untuk merawat kedua anaknya tersebut. Namun Tono tidak peduli. Dia belum juga berubah. Dia masih ongkang-ongkang kaki. Dia tidak mau membantu Ratih dalam menjalankan usaha ayah mertuanya.

Lambat laut kekayaan almarhum ayahnya semakin berkurang. Semua kebutuhan terpaku pada kekayaan tersebut. Akhirnya Ratih bangkrut. Satu per satu harta kekayaan orang tuanya dijual. Yang tersisa cuma rumah peninggalan ayahnya. Sikap Tono pun belum berubah. Dia cuek dan tak peduli dengan keadaan keluarganya.

Ratih yang selalu bekerja keras banting tulang akhirnya tepar. Dia terjatuh pingsan ketika berdagang. Teman pedagang yang lain membawanya ke rumah sakit. Doktor mengatakan jika Ratih menderita komplikasi penyakit gila dan penyakit kuning. Dia butuh istirahat total.

Untuk biaya berobat Ratih memerlukan biaya yang cukup tinggi. Dia harus menjual rumah, satu-satunya peninggalan orang tuanya. Dia dan keluarganya terpaksa tinggal di rumah Tono. Sebuah gubuk kecil yang tidak terawat Sisa dari uang tersebut digunakan biaya hidup dan modal berjualan kecil-kecilan di depan rumah.

Kali ini Tono baru sadar. Istri yang diandalkannya terbaring sakit. Anak-anak masih kecil. Dia kembali menggeluti pekerjaannya yang lama, yaitu bertukang. Ratih membantu dengan berjualan lontong. Ratih dengan terpaksa harus berhemat. Sampai-sampai dia lupa check-up bulanan. Dia tidak mempedulikan kesehatannya

Perlakuan Tono menampakkan pilih kasihnya ketika Yandi masuk SMP. Dia tidak mau membiayai pendidikan Yandi. Jajan pun tidak pernah diberikannya. Lain halnya dengan Andy. Tino mau berhutang untuk memenuhi kebutuhan Andy. Dia selalu mengabulkan permintaan anak kesayangannya tersebut.

Yandi selalu menyimpan perasaan tersebut. Perasaan diperlakukan secara tidak adil. Diam-diam dia mencari pekerjaan sepulang sekolah. Dia membantu Pak Aryo seorang petani dekat SMP nya. Yandi mencangkul sawah atau menyabit rumput. Makan siang ditanggung Pak Aryo. Dia mendapat upah Rp200.000 per bulan. Yandi meminta Pak Aryo merahasiakan perihal tersebut. Jika Tono mengetahuinya uangnya akan diambil.

Upah tersebutlah yang digunakannya untuk biaya pendidikannya selama di SMP sampai masuk SMA. Di tempat bekerja inilah dia melihat Tono dengan wanita lain hampir berbuat mesum. Tono babak belur dan tak berkutik dipukul Yandi dengan gagang cangkulnya.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post