Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Itu.....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-70)

Anak Itu.....(Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-70)

Jono mengakhiri ceritanya. Dia memegang pundak Husain dan memintanya untuk tenang. Husain harus bisa bersabar dan menyelesaikan permasalahan.

Husain tidak menyangka kalau Tono yang dia kenal memiliki watak asli seperti itu. Dulu dia mau mengalah sama Tono karena posisinya dalam bahaya. Dia juga berharap agar Tono akan membahagiakan Ratih dan anaknya. Ternyata dia telah menyengsarakan semuanya. Dia juga tidak menyangka Tono telah memperalat Husain untuk mencapai tujuannya, menguasai harta Ratih dan hidup bergelimang harta.

Di mata Husain terlihat ada rasa sakit hati dan dendam. Dia menyesal. Dia dulu seharusnya bertanggung jawab atas perbuatannya dan membesarkan Yandi dengan kasih sayang. Demi masa depan, dia rela melepas semuanya dan memberikan kepada Tono.

Ketika Jono dan Husain sedang asyik ngobrol, terlihat ada yang turun dari ojek. Seorang wanita yang sedikit kurusan sedang membayar uang ojek. Setelah ojek berlalu, dia berjalan sedikit sempoyongan menuju sebuah gubuk. Itulah Ratih. Jono mengatakan sama Husain.

Husain sama sekali tidak mengenal Ratih. Dia berusahan ke luar memastikan jika petempuan itu Ratih. Wajah kusut dengan gurat sengsara, badan kurus dan rambut tidak teratur. Dia meneteng tas dan perlengkapan menginap. Ternyata dia pulang dari rumah sakit.

Husain heran kenapa Ratih pulang sendiri. Padahal dia baru saja menemani Tono di rumah sakit. Sudah tiga hari mereka di sana. Namun Ratih pulang sendirian dengan beban berat tersebut. Tiba-tiba Ratih jatuh tersungkur dan pingsan di depan gubuk tempat tinggalnya.

Dengan spontan Husain dan Jono berlari ke tempat Ratih pingsan. Mereka segera membuka pintu gubuk setelah mengambil kunci di tas Ratih. Kemudian Ratih diangkat dan ditempatkan di lantai. Lalu Jono membentangkan tikar dan meletakkan tubuh pingsan Ratih di atas tikar tersebut.

Tigapuluh menit kemudian Ratih siuman dari pingsannya. Dia tergeran-heran kenapa dia berada dalam gubuk. Yang menambah herannya adalah kenapa Jono dan Husain berada di dekatnya. Ratih berusaha untuk duduk. Namun ditahan oleh Jono. Jono memintanya untuk tidak banyak gerak. Lalu Jono menyuruh Ratih minum teh yang baru dibuatnya.

Ratih meminum teh dan kemudian terlihat sedikit tenang. Jono mengatakan kalau mereka melihat Ratih turun dari ohek dalam keadaan sempoyongan dan kemudian pingsan di depan gubuk. Lalu dengan spontan mereka mengangkat ke dalam gubuk. Jono menjelaskan semuanya.

Tiba-tiba mata Ratih tertuju kepada laki-laki di samping Jono.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post