Josmartin Peto M

Life is like sailing the boat in the middle weavy ocean into direction island. If we want our boat face up or face down, it depends on yourselves, you shoukd be...

Selengkapnya
Navigasi Web
Anak Itu....()Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-86

Anak Itu....()Tantangan Gurusiana 365 Hari Ke-86

Husain pun berpamitan sama sama Sarjono dan Dewi. Dia akan kembali ke kota dengan membawa Yandy dan Andy. Dia takkan pernah lagi kembali ke desa tersebut. Terlalu banyak kenangan yang akan mengoyak hatinya. Kenangan yang akan membuat air matanya berlinang. Jika anak-anak rindu sama kampung dan pamannya meteka bisa berkunjung lagi.

Sarjono juga menitipkan Andreas sama Husain. Dia memohon Husain dapat membimbingnya. Jika tinggal di desa dia tidak memiliki teman bermain. Penduduk madih jarang. Dia perlu berjalan dua kilo untuk menemui teman-temannya untuk bermain. Selain itu Yandi akan memiliki teman sebaya dengan dia. Husain mengangguk tanda setuju.

Taxi online telah menunggu di halaman rumah. Semua perlengkapan sudah dinaikkan. Mobil berjalan meninggalkan kampung yang memiliki sejuta kenangan. Kenangan pahit di mada lalu kelam bagi Husain. Kenangan harus dikubur sesuai dengan berputarnya roda taxi online.

Taxi berjalan begitu lancar. Tidak ada hambatan yang berarti. Senyum sumringah Husain terpancar di bibirnya. Dia melihat ke Yandi. Anak yang selama ini berada dalam pikirannya. Anak itu telah berada dalam dekapan selamanya. Anak yang merobag duka dan gunda gulana menjadi bahagia. Air matanya menetes tanpa sengaja. Air mata bahagia.

Lamunan kebahagiaannya berakhir ketika Yandi memanggilnya. Ternyata tanpa dia sadari mereka sudah sampai di halaman rumah di kota, rumah Husain. Rumah tersebut dapat menampung banyak orang. Husain memang sengaja membuatnya untuk anaknya kelak. Dia pernah berniat jika suatu saat nanti bertemu dengan anaknys, dia akan mewariskan rumah dan seluruh hartanya untuk anaknya tersebut.

Semua masuk ke rumah. Yandi pindah ke kamar yang lebih besar. Di sana dia sendiri. Sementara Andy dan Andreas tinggal satu kamar. Walaupun demikian dia tidak membedakan kasih sayangnya pada ketiga anak tersebut. Perlakuan sama. Mereka melakukan aktivitas rumah bersama. Husain juga tidak menunjukkan di depan Andy dan Andreas kasih sayang yang berlebihan buat Yandi.

Waktu pun berlalu. Yandii dan Andreas menamatkan sekolahnya di SLTA tempat Husain mengajar. Yandi lulus sebagai mahasiswa undangan di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Padang. Andreas pun sama, cuma dia lulusnya di perguruan tinggi negeri di Pekanbaru. Sementara Andy dufuk di kelas X. Dia juga sekolah di tempat Husain mengajar. Dialah yang menemani Husain selama Yandi dan Andreas menuntut ilmu.

Singkat cerita, empat tahun pun berlalu. Husain dan Andy berpakaian batik merah. Mereka pergi ke Padang merayakan hari wisuda Yandi. Dia lulus dengan nilai bagus. Tak sia-sia Husain membiayai Yandi kuliah. Anak baik yang selalu berbatik terhadap Husain. Dia membuktikan bahwa dia bisa berterima kasih lewan nilai yang didapatnya. Itulah hadiah terbaik yang dia persembahkan pada orang yang merawatnya.

Upacara wisuda usai. Semua kenbali ke kampung halamannya. Sesampai di rumah Husain menerima pesan wa dari Sarjono. Dia mengatakan supaya Husain tidak lupa dengan wasiat mendiang Ratih. Husain membalasnya dengan jari gemetar. Dia akan segera mengatakan perihal Yandi sebenarnya.

Di pagi Minggu, Husain meminta Yandi dan Andy untuk tidak kemana-mana. Ada hal penting yang akan disampaikannya. Husain memanggil Yandi. Dia memberikan buku diari dan amplop putih dengan kop surat rumah sakit. Namun sebelum Husain memberikan dua benda penting, dua benda yang akan merobah pola kehidupan meteka ke depan, Husain meminta Yandi tudak akan marah dan membenci Husain.

Yandi mengangguk dan berjanji. Dia mengatakan tidak mungkin menyakiti orang yang telah merawatnya, apalagi membencinya. Dia suap menerima apa yang akan terjadi, apapun itu resiko dan konsekwensinya. Mendengar pernyataan Yandi tersebut dan disaksikan Andy, Husain nenyerahkan diari dan satu amplop tersebut dengan tangan gemetar. Jantungnya berdegub kencang

Yandi mengambil diari dan amplop. Hal pertama dia lakukan adalah membaca diari. Dia membuka lembar demi lembar.

Bersambung....

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post