PANCASILAKU KINI

Membangun peradaban ditengah keberagaman suku bangsa tidaklah semudah membalik telapak tangan. Sungguh berbahagia kita berada dalam wilayah Republik Indonesia yang memiliki berlimpah ruah kekayaan alam.

Kepribadian yang luhur yang telah berurat mengakar sebagai khazanah yang berbalut nilai-nilai keilahian tidak akan “terbedah” oleh perubahan peradaban manakala nilai-nilai Pancasila terlekat erat dalam sanubari anak bangsa.

Perdebatan selayaknya wujud musyawarah yang berujung pada kata mufakat yang tetap berpijak dalam koridor yang bukan hanya sekedar slogan-solgan tanpa makna agama.

Persatuan adalah hal utama sebagai daya dan kekuatan yang akan terus membangun peradaban itu sendiri. Peradaban yang berkeadaban yang berpijak pada konteks ataupun hakikat alam semesta.

Dialah Pancasila, yang merangkum semua dasar-dasar kehidupan; ketuhanan (Illahiyah), kemanusiaan, persatuan, bermusyawarah, dan berkeadilan sosial.

Untuk meraih semua maknanya (Pancasila) tidak guna bergegap gempita ditengah ketidakberdayaan menghadapi situasi saat ini. Refleksikan diri, bermuhasabah sembari mengkongkritkan Pancasila dari segala sisi.

“Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi kami, tradisi-tradisi kami sendiri, dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah.” (Ir. Soekarno)

~~**~~

Serambi Makkah, 01/06/2020

#Tantangan Menulis Hari Ke - 25