Merah Yang dirindukan

Tepat pukul 16.30 wib, saya baru tiba di rumah setelah mengikuti kegiatan pelatihan sagusabu di ibukota provinsi Kalimantan Tengah. Lelah pasti ada, namun dibarengi dengan rasa bahagia. Sebab setelah mengikuti kegiatan tersebut, saya mulai berani menuliskan apa yang ada dalam pikiran saya. Misalnya yang akan saya tulis sekarang ini.

Tadi malam ketika saya sedang bertukar cerita dengan keluarga saya di rumah, saya mendapatkan informasi dari teman yang membutuhkan golongan darah.

Teman dari teman saya itu mengalami kecelakaan yang menyebabkan hatinya terbelah. Keadaan tersebut mengharuskan dia dioperasi. Namun persediaan darah segar pada bank darah sudah habis. Sehingga diperlukan banyak darah. Saya yang sebelumnya tidak pernah mendonorkan darah, tergerak hati untuk menyumbangkan darah saya. Kebetulan darah yg dicari adalah Gol darah A, dan saya mempunyai golongan darah tersebut.

Mengingat pada kenyataannya Saya paling takut dengan jarum suntik tidak menyurutkan niat saya untuk membantu saudara tersebut yang sangat membutuhkan darah.

Saya juga mengajak kedua keponakan saya untuk menyumbangkan darahnya. Pukul 22.00 kami tiba di rumah sakit namun tidak langsung diambil darahnya, ada prosedur yang harus dilalui. Satu hal menjadikan Saya bangga adalah ketika saya melihat begitu banyak orang yang ingin menyumbangkan darahnya untuk orang tersebut.

Dan pada akhirnya dari sekian banyak orang yang ingin menyumbangkan darahnya, hanya beberapa orang saja yang cocok untuk diambil darahnya. Salah satunya adalah darah saya dan itu membuat saya merasa merah inilah yang dinantikan oleh saudara yang terbaring di dalam ruang operasi tersebut.

Saya bangga menjadi bagian orang yang mampu memberikan pertolongan kepada orang lain, meski saya harus antri dan menunggu sampai pukul 24.00, namun ini membuat saya memperoleh pengalaman baru. Berbagi itu menyenangkan, berani itu memuaskan, yang pasti kesenangan membuat tidurpun menjadi nyenyak.

Sekelumit kisah tadi malam

Sampit, 24 Maret 2018

Alumni Sagusabu Kalteng