Alis Pensil
Hari Senin pagi aku terbangun dengan terburu buru. Penyakit weekend pasti telat bangun. Sepertinya mata memilih merem tapi otak memaksa terjaga. Sebuah kombinasi yang tidak seru. Kulirik jam di dinding menunjuk pukul 5.30 pagi. Sudah sangat telat jika berangkat kerja memakai Kopaja.
“Fixed, pakai Gojek saja,” desisku.
Aku mengaduk-aduk tas kosmetik. Benda ajaib berbentuk pensil hilang entah kemana. Mana mungkin aku berangkat ke kantor tanpa lengkung cantik diatas mata. Alis, ya alis, aku terlahir dengan alis yang sangat tipis. Dulu, bolehlah mirip tuyul tanpa alis kemana mana. Sekarang jadi ibu anak dua haruslah beda.
Waktu terus berjalan dan aku masih belum menemukan pensil ajaibku. Terpaksa aku memakai alis pensil lama yang sudah pendek. Alis sebelah kanan sukses menggores sempurna. Giliran sebelah kiri susahnya minta ampun. Terpaksa aku menghapusnya untuk ketiga kali. Keringat mulai muncul merusak bedak tipis yang aku sapu diwajah.
“Aduh susahnya, please dong jadi,” keluhku pada cermin.
Aku memejamkan mata dan menarik nafas dalam dalam. Kunci membuat alis yang sempurna adalah ketenangan, zen!
Berlahan namun pasti aku berhasil membuat alis sebelah kiri. Jam tangan di tangan kiri menunjuk pukul 5.55 pagi. Artinya hampir tiga puluh menit aku berkutat dengan alis. Buru-buru aku mengorder Gojek, untunglah tidak berapa lama pesananku disambar Gojek. Cuzz….meluncur ke kantor.
Usai jam kantor, iseng iseng aku googling tentang sulam alim. Rasanya keren banget lihat para perempuan memiliki alis mata yang sempurna. Sulam alis adalah teknik yang menanamkan pigmen kosmetik dalam kulit. Sulam alis dalam dunia internasional disebut dengan interdermal eyebrow micropigmentation comestic eyebrow tattoing. Sulam alis akan bertahan enam bulan sampai 3 tahun. Lengkungangnya cantik menggemaskan.
Aku bersorak dalam hati. Ini jadi solusi sempurna buat alisku yang tipis dan gersang. Mulailah aku mencari harga sulam alis. Harus ramah kantong dan aman. Mataku tertuju pada iklan sulam alis.
Salon A 3 juta.
Salon B 5 juta.
Salon C 7 juta.
Wess….kok mahal ya. Pastilah mahal karena bahan baku yang mahal, alat-alat harus steril, mesinnya habis pakai dibuang juga. Sepertinya harus mikir dua kali untuk membuatnya. No budget deh.
TV di ruang tengah menyiarkan serial India kesayangan. Aku sibuk dengan gadget chat dengan teman di grup whatsapp. Rale masih sibuk menggambar dan mewarnai tugas dari sekolah. Mataku mendadak terbeliak melihat pensil cokelat dalam genggaman Rale.
“De, itu kan pensil Bunda. Tolong kembalikan,” ucapku lembut.
“Jangan, ini cokelatnya sempurna Bunda,” tolak Rale sambil menyembunyikan dalam kotak pensil.
Aku terdiam jika memaksa pasti Rale marah. Aku sangat paham kharakternya anak TK - susah berbagi.
“Ya sudah tapi nanti Bunda pinjam ya buat gambar alis” bujukku.
Rale tidak menjawab, ia hanya mengangguk dan meneruskan pekerjaannya.
Hemm…..ya sudahlah terpaksa harus beli pensil alis lagi. Sesungguhnya perempuan yang jago menggambar alis adalah termasuk orang orang yang sabar. He…..he….he…..
Lembang, 12 Mei 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jadi inget tetangga saya di rumah. Btw, tulisannya gurih banget
Luar biasa, pengamat alis juga.
"Sesungguhnya perempuan yang jago menggambar alis adalah termasuk orang orang yang sabar." Begitu ya. Baru tahu.
ahahhaha.......bener.
Hayoo kita bisa Miss Nurita
Mau juga dong dibuatkan alis....hehehehe by the way TOP banget deh tulisannya