JULI ARNIWITA

Berasal dari Sungai Penuh,Jambi.Mengajar di PAUD Terpadu Islam Amanah/ Mengelola Yayasan Amanah Ummat di Kota Sungai Penuh. Assesor BAN PAUD dan PNF Provinsi Ja...

Selengkapnya
Navigasi Web
No Impossibble (Bagian 1)

No Impossibble (Bagian 1)

(Bagian 1)

Seolah pertemuan itu direncana tapi semua terjadi begitu saja. Seolah makan bersama itu dirancang tapi semua terjadi apa adanya.

Kegiatan pagi minggu bagai nano-nano. Ada asin, asam dan manis. Asinnya saat urusan dapur serbaneka hingga lupa waktu dan rasa, asamnya saat rupa tak pandang usia hingga semua sama uratnya. Manisnya ketika usai menyiangi rerumputan, menebas dahan, membuang dedaunan yang layu terkulai dan usai menyapu setiap jengkal taman tiada merasa panas yang hampir lurus dengan kepala akhirnya berangkat menuju perhentian. Perhentian yang mengundang selera dan melepas dahaga. Rumah makan "Al" yang menjadi langganan keluarga.

Bisa berbarengan bersaudara tanpa janji erat sebelumnya. Seringkali janji membuat semuanya tiada. Dan sebaliknya justru yang tiba-tiba membuat sesuatu jadi nyata.

Di tengah perjalanan deringan HP tiba-tiba hadir. Bang Iwan segera merogoh saku celana untuk mengambil HP yang rada sendat keluarnya.

"Assalamu'alaikum," terdèngar salam dari seseorang. Tidak lain beliau dari saudara Bang Iwan.

Panjang cerita antar keduanya. Sampai akhirnya diinti cerita.

"Kita ketemuan ya."

"Oke, silahkan! Kami menuju Rumah Makan Al di pinggir danau. "

"Iya, kami juga mau OTW dan nyusul ke sana ya."

Satu jam berlalu. Hilang lapar dan haus dahaga. Yang ditunggu belum nongol juga. Akhirnya perjalanan lanjut mengitari Danau Kerinci yang indah.

Saat melewati taman Danau Kerinci, sempat ingin mampir mau melihat destinasi wisata baru itu. Kondisi relief yang dilewati kasar, menurun dan menanjak, khawatir yang encok, asam urat dan sakit pinggang tak kuat melewatinya.

Mobil terus melaju mengikuti jalan lurus tak bersimpang. Sebelah kiri jalan terlihat pelataran danau yang mengundang. Banyak lokasi indah untuk dijadikan latar jepretan kamera. Tapi semua gagal fokus. Mendung yang mulai berjuntai di langit mengurungkan niat. Sampai akhirnya di ujung jembatan penyeberangan.

Saatnya menentukan arah belokan. Kalau ke kanan berarti melaju ke Pulau Pandan, jika ke kiri berarti melaju untuk kembali. Akhirnya kendaraan belok ke kiri. Mengundang sebuah pilihan lagi karena perjalanan akan melewati persimpangan lagi.

Next...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya kenal rute rumah makan ya g akan di tuju.. Hehe... Walau saya tak pernah mampir makan di semua rumah makan pinggiran Danau Kerinci... hehe... Lanjuuut. Sukses selalu

31 Jan
Balas

Terima kadih Pak: Fadlin, Siswandi dan Hans....

31 Jan
Balas

salam sehat selalu, tulisan yg bagus...

31 Jan
Balas

salam sehat selalu, tulisan yg bagus...

31 Jan
Balas

Ulasan yang sangat inspiratif ibu. Salam sukses selalu.

31 Jan
Balas



search

New Post